Kuningan: Diduga karena keterlambatan penanganan medis, seorang bayi RSUD Linggarjati Kuningan terlahir dalam kondisi meninggal. Peristiwa yang terjadi pada pertengahan Juni dialami oleh pasangan suami istri dari Desa Gandasoli, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan.
Peristiwa pilu ini menjadi viral di media sosial. Peristiwa ini bermula saat ibu korban Irmawati, merasakan kontraksi dan berkonsultasi kepada bidan desa setempat pada 14 Juni 2025. Saat itu, Irmawati sudah pecah ketuban.
“Istri saya saat itu sudah pecah ketuban. Jadi kata bidan di sini, harus segera dilakukan tindakan di rumah sakit. Sehingga saya bawa ke rumah sakit sekitar jam 11 malam” ujar Andi ayang sang bayi, Minggu, 6 Juli 2025.
Ia kemudian membawa istrinya ke IGD RSUD Linggarjati Kuningan. Saat berada di IGD, Irmawati kembali mengeluarkan air ketuban cukup banyak. Namun, kata Andi para petugas di sana tidak segera melakukan tindakan medis.
“Tidak segera dioperasi, bahkan air ketubannya sampai dibantu dibersihkan oleh OB rumah sakit,” ujar Andi.
Setelah dari IGD, Irmawati tidak segera dilakukan tindakan operasi, melainkan hanya dipindah ke ruangan lain. Padahal ujar Andi, istrinya itu sudah merasakan kesakitan. Andi juga sempat membangunkan salah satu perawat pada sekitar pukul 03.00 usai keluar cairan seperti lendir.
“Tapi istri saya yang malah dimarahin,” kata Andi.
Setelah dua hari berada di rumah sakit, proses operasi baru dilakukan. Namun kenyataan pahit yang diterima oleh keluarga ini. Sang bayi dinyatakan meninggal dunia.
Berdasarkan keterangan dokter, bayi tersebut sempat masih hidup, namun tidak bertahan lama. Andi menduga, kematian anaknya ini akibat dari kelalaian dan keterlambatan penanganan medis dari pihak rumah sakit.
“Ketika dilakukan operasi, nyawa anak saya tidak tertolong. Kata dokter, sempat masih hidup, namun tidak bertahan lama,” kata Andi.
Direktur RSUD Linggarjati Kuningan Eddy Syarief membenarkan kasus ibu melahirkan yang anaknya meninggal dunia. Ia juga sudah menghubungi dan mendatangi keluarga korban, sekaligus mengucapkan belasungkawa atas terjadinya peristiwa tersebut.
“Kami meminta maaf dan ikut berbelasungkawa kepada keluarga pasien,” ujar Eddy.
Eddy mengeklaim pihaknya sudah melaksanakan penanganan medis sesuai dengan SOP yang sudah ditentukan oleh pihak rumah sakit. Dalam waktu dekat pihaknya melakukan audit terkait kasus ini. Audit ini kata Eddy, untuk mengetahui, sejauh mana SOP tersebut diterapkan.
“Kita akan melakukan audit, untuk mengupas sejauh mana SOP yang dilakukan oleh petugas saat menangani pasien tersebut,” ujar Eddy.