Warga memblokir jalan di Desa Japura Kidul Kecamatan Astanajapura Cirebon
Ahmad Rofahan • 8 July 2025 17:14
Cirebon: Sejumlah warga di Desa Japura Kidul, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, memblokir jalan yang menghubungkan sejumlah desa di Kecamatan Astanajapura. Pemblokiran menggunakan pagar bambu ini sebagai wujud protes warga lantaran jalan rusak yang terjadi hampir 20 tahun.
Selain memblokir dengan pagar bambu, sejumlah warga juga melakukan protes dengan cara mandi di kubangan jalan yang penuh dengan lumpur. Ahmad Yunus, salah satu warga menuturkan, bahwa kondisi jalan rusak ini sangat menganggu aktivitas warga setempat.
" Banyak yang jatuh di jalan ini, terutama warga yang hendak ke pasar waktu subuh," ujar Yunus, Selasa 8 Juli 2025.
Yunus menuturkan, jalan tersebut merupakan salah satu akses penting yang biasa digunakan oleh tiga desa yang ada di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Astanajapura dan Kecamatan Pangenan Cirebon. Ia memperkirakan kerusakan jalan di desanya itu sudah berlangsung cukup lama dan belum mendapatkan perhatian dari pemerintah.
"Jalan rusak sudah sekitar 20 tahun, namun tidak ada perbaikan yang serius," kata Yunus.
Kepala Desa Japura Kidul, Heriyanto, mengaku pihak desa sudah berulang kali menyampaikan kondisi jalan ini kepada pemerintah kabupaten. Bahkan, menurutnya, pihak desa sempat berinisiatif menimbun jalan secara swadaya demi mengurangi risiko kecelakaan.
“Tapi anggaran desa tidak bisa digunakan untuk membangun jalan kabupaten. Secara aturan, itu melanggar. Kalau saja boleh, saya yakin satu tahun jalan ini bisa selesai dibangun,” ungkap Hariyanto.
Ia menegaskan bahwa pemerintah desa sudah berusaha maksimal, termasuk mengajukan proposal dan komunikasi ke dinas terkait. Namun semua terbentur aturan dan birokrasi.
“Kalau masyarakat tidak tahu ini jalan kabupaten, mereka pasti menyalahkan pemerintah desa. Padahal ini bukan wewenang kami. Tapi tetap saja, kami yang jadi sasaran keluhan warga,” ujarnya pasrah.
Penutupan jalan oleh warga, menurutnya, bukan bentuk kebencian terhadap pemerintah, tapi sebagai alarm pemerintah agar ada tindakan nyata.
“Kalau terus diabaikan, ya bisa saja warga bakal demo terus. Jangan sampai ada korban lagi baru pemerintah bertindak,” tegasnya.