10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Ada Indonesia?

Ilustrasi: Freepik

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Ada Indonesia?

Riza Aslam Khaeron • 1 November 2025 14:01

Jakarta: Setiap orang pasti menginginkan hidup yang layak tanpa harus menguras isi dompet. Terlebih di tengah ketidakpastian ekonomi global, banyak individu dan keluarga mulai mempertimbangkan untuk tinggal di negara lain yang menawarkan pengeluaran lebih rendah.

Mulai dari pekerja digital nomad, mahasiswa, pensiunan, hingga pelancong jangka panjang, semuanya kini berburu tempat dengan biaya hidup yang ramah di kantong.

Untuk menentukan negara mana memiliki biaya hidup terendah, data "Cost of Living + Rent Index" dari Numbeo pertengahan tahun 2025 mencatat negara-negara dengan total biaya hidup dan sewa tempat tinggal paling rendah, jika dibandingkan dengan kota New York (yang menjadi acuan dengan skor 100).

Semakin rendah nilainya, semakin ringan pengeluaran bulanan secara keseluruhan.

Berikut adalah daftar 10 negara dengan biaya hidup termurah di dunia per pertengahan 2025:
 

1. Libya (11,3)

Biaya hidup di Libya sangat rendah karena pemerintah masih mempertahankan subsidi energi dalam jumlah besar. Faktanya, tingkat subsidi Libya merupakan yang tertinggi di Afrika Utara. Harga bensin lokal sekitar US$0,03 per liter (? Rp 499/liter), menjadikannya salah satu yang termurah di dunia.

Dampaknya terasa langsung pada biaya transportasi dan logistik yang ikut rendah. Di sisi lain, konflik bersenjata yang berkepanjangan membuat sektor properti tidak berkembang, sehingga harga sewa di banyak kota relatif stagnan. Meski murah, faktor keamanan tetap menjadi pertimbangan serius.
 

2. Pakistan (11,3)

Pakistan menawarkan kombinasi harga terjangkau dan infrastruktur yang terus berkembang. Nilai tukar rupee yang melemah sejak 2022 membuat biaya hidup menjadi sangat rendah jika dihitung dalam dolar. Dengan upah minimum nasional sekitar 32.000 PKR (±US$115; ? Rp 1.913.025), harga jasa lokal ikut tertekan.

Di kota seperti Lahore, apartemen bisa disewa hanya US$120–150 per bulan (? Rp 1.996.200–2.495.250/bulan), sementara makan di restoran lokal biasanya di bawah US$2 (? Rp 33.270).
 

3. Afghanistan (11,6)

Sejak Taliban mengambil alih pemerintahan pada 2021, aktivitas ekonomi formal menurun tajam. Sebagian besar konsumsi rumah tangga bergantung pada produk lokal dengan sedikit impor, menjadikan harga kebutuhan pokok seperti roti, beras, dan teh sangat murah.

Misalnya, roti bundar dijual di bawah US$0,10 (? Rp 1.664). Di banyak wilayah, perumahan bersifat informal, sehingga tidak banyak permintaan terhadap unit sewa berbayar. Namun, infrastruktur listrik dan layanan publik sangat terbatas.
 

4. Mesir (12,8)

Setelah kebijakan devaluasi besar pada 2024, nilai tukar pound Mesir anjlok dan harga lokal menjadi sangat murah dalam mata uang asing. Pemerintah Mesir tetap menjaga subsidi untuk berbagai kebutuhan dasar, seperti roti baladi (US$0,01 ? Rp 166), gas rumah tangga, dan transportasi.

Di luar ibu kota, sewa apartemen bisa didapat di bawah US$100 per bulan (? Rp 1.663.500/bulan), menjadikan Mesir salah satu destinasi terhemat di kawasan Timur Tengah.
 

5. India (12,8)

India menawarkan spektrum harga yang luas tergantung lokasi, namun umumnya tetap terjangkau. Di kota tier-2 dan tier-3, sewa kamar bisa di bawah US$70 per bulan (? Rp 1.164.450/bulan). Makanan pokok seperti lentil dan nasi tersedia murah dan mudah diakses, sebagian berkat program distribusi pemerintah yang efisien.

Transportasi umum juga sangat murah karena disubsidi negara. Inilah yang membuat India menjadi pilihan populer bagi pelancong dan pekerja jarak jauh.
 

6. Bangladesh (13,0)

Biaya hidup di Bangladesh tetap rendah meskipun inflasi cukup tinggi. Hal ini dimungkinkan karena kebijakan stabilisasi harga pangan dan subsidi pertanian. Di kota besar seperti Dhaka, apartemen keluarga bisa disewa dengan harga US$100–150 per bulan (? Rp 1.663.500–2.495.250/bulan).

Transportasi umum seperti rickshaw dan bus lokal sangat murah, bahkan bisa di bawah US$0,50 per perjalanan (? Rp 8.318/perjalanan), menjadikannya negara dengan pengeluaran harian yang ringan.
 

7. Nepal (14,2)

Nepal menjadi pilihan favorit para backpacker karena ongkos hidupnya yang rendah. Di luar area wisata utama seperti Kathmandu dan Pokhara, biaya sewa dan makan jauh lebih murah. Makan di warung lokal hanya sekitar US$1,50 (? Rp 24.952), dan kamar sederhana dapat disewa dengan harga US$30–40 per bulan (? Rp 499.050–665.400/bulan).

Selain itu, aliran remitansi dari tenaga kerja di luar negeri turut menopang daya beli masyarakat lokal.
 

8. Suriah (15,0)

Konflik panjang telah menghancurkan banyak infrastruktur, dan lemahnya permintaan domestik menekan harga barang dan jasa secara drastis. Nilai tukar pound Suriah anjlok lebih dari 90% dalam satu dekade, membuat sewa dan makanan tampak sangat murah dalam dolar.

Pemerintah juga mengontrol harga beberapa bahan pokok seperti roti, gas LPG, dan listrik, meski pasokan sering tidak stabil. Beberapa kota yang tidak terdampak langsung perang menunjukkan sistem ekonomi barter dalam skala lokal.
 

9. Madagaskar (15,4)

Sebagian besar kebutuhan pangan di Madagaskar berasal dari produksi lokal, yang membuat harga tetap terjangkau. Transportasi antarkota dengan bus umum sangat murah, misalnya US$2–3 untuk jarak 100 km (? Rp 33.270–49.905).

Di ibu kota Antananarivo, apartemen sederhana bisa disewa dengan harga di bawah US$90 per bulan (? Rp 1.497.150/bulan). Keterbatasan infrastruktur membuat biaya layanan dasar lebih rendah dibanding negara-negara pulau lain.
 

10. Iran (16,2)

Iran tetap mempertahankan harga bensin domestik sekitar US$0,05 per liter, menjadikannya salah satu negara dengan biaya transportasi terendah di dunia. Subsidi besar pada listrik, air, dan gas juga menurunkan biaya bulanan secara signifikan.

Meski harga barang impor mahal akibat sanksi, produk lokal—termasuk bahan makanan—sangat terjangkau, dan pasar sewa masih terbatas karena banyak orang tinggal di rumah milik keluarga atau warisan.

 
Baca Juga:
10 Negara dengan Sumber Daya Alam Terbesar di Dunia 2025
 

Indonesia Nomor Berapa?

Menurut data Numbeo edisi pertengahan 2025, Indonesia menempati posisi ke-14 dalam daftar negara dengan biaya hidup termurah di dunia. Dengan skor 17,6, Indonesia berada tepat di bawah Tanzania dan sedikit di atas Tunisia.

Angka ini menunjukkan bahwa biaya hidup di Indonesia secara keseluruhan, termasuk sewa, masih tergolong sangat terjangkau secara global.
  • Beberapa faktor yang membuat indeks Indonesia cukup rendah antara lain:
  • Sewa murah, terutama di luar kota besar seperti Jakarta atau Bali.
  • Harga makanan pokok dan makan di luar relatif terjangkau.
Kebijakan subsidi energi dan transportasi, yang menekan harga utilitas dan bahan bakar.

Meskipun demikian, Local Purchasing Power Index Indonesia tercatat hanya 33,3, artinya daya beli rata-rata masyarakat lokal masih rendah.

Indeks di atas mencerminkan kondisi biaya aktual di lapangan dengan tolok ukur internasional. Namun, faktor seperti keamanan, stabilitas ekonomi, dan akses layanan publik juga harus dipertimbangkan dalam memilih negara tujuan tinggal atau bekerja.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)