Petugas medis di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, melayani kesehatan bagi anak -anak agar sehat dan tumbuh berkembang. Foto: ANTARA/Mansur.
Fachri Audhia Hafiez • 23 November 2025 12:55
Jakarta: Badan Gizi Nasional (BGN) mengkaji program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi masyarakat Suku Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Kajian akan dilakukan dengan matang.
"Kita berharap dalam kajian program MBG untuk masyarakat bisa ditindaklanjuti dengan mendatangi pemerintah desa dan tokoh adat Badui," kata Koordinator BGN Wilayah Kabupaten Lebak Asep Royani di Lebak seperti dikutip dari Antara, Minggu, 23 November 2025.
Pengkajian perlu dilakukan, karena kondisi topografi permukiman Badui di kawasan tanah hak ulayat adat perbukitan dan pegunungan. Selain itu, juga masyarakat adat setempat kebanyakan pada siang hari berada di kebun ladang sambil bercocok tanam padi huma, palawija, sayuran, dan tanaman lainnya.
Dengan kondisi itu, kata dia, program MBG di permukiman masyarakat Suku Badui perlu adanya kajian khusus. Hal ini mengingat MBG harus tepat sasaran untuk peningkatan pemenuhan gizi masyarakat.
Pengkajian itu juga menyangkut petunjuk teknis (juknis) agar pendistribusian MBG diterima anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui dan balita. "Itu harus dipelajari supaya pendistribusian MBG benar -benar tidak menemukan kendala agar penerima manfaat dengan lancar dan aman," kata Asep.
Menurut dia, apabila masyarakat Suku Badui menerima program yang digagas
Presiden Prabowo Subianto itu dipastikan akan membuat dapur khusus yang lokasinya di beberapa titik agar mudah mendistribusikan menu makanan. Sebab, program MBG untuk peningkatan dan pemenuhan gizi anak-anak Indonesia agar kuat dan sehat.
Ilustrasi program Makan Bergizi Gratis (MBG). Foto: Metrotvnews.com/Siti Yona Hukmana.
Sementara, Kepala Desa Kanekes Kabupaten Lebak Jaro Oom mengatakan masyarakat Badui akan menerima program MBG itu jika tidak bertentangan dengan adat setempat juga tidak menimbulkan konflik di masyarakat. Namun, sebaliknya masyarakat Badui menolak jika program tersebut bertentangan dengan adat dan menimbulkan permasalahan.
Ia mengaku belum mengetahui secara teknis bagaimana pendistribusian makanan bagi penerima manfaat, terlebih anak-anak di sini tidak ada yang sekolah.
"Kami tidak ada masalah program MBG jika satu sama dan satu rasa untuk masyarakat Badui juga tidak bertentangan dengan adat dan tidak menimbulkan konflik," kata Jaro Oom.