Bank Dunia: Biaya Rekonstruksi Suriah Lampaui Rp3.400 Triliun

Kerusakan akibat perang sipil berkepanjangan di Suriah. (Anadolu Agency)

Bank Dunia: Biaya Rekonstruksi Suriah Lampaui Rp3.400 Triliun

Willy Haryono • 22 October 2025 17:53

Damaskus: Bank Dunia memperkirakan biaya rekonstruksi pascaperang di Suriah mencapai sedikitnya USD216 miliar atau setara Rp3.456 triliun, dengan kisaran antara Rp2.240 triliun hingga Rp5.520 triliun.

Mengutip dari Anadolu Agency, Rabu, 22 Oktober 2025, angka ini tercantum dalam laporan terbaru bertajuk The Syrian Conflict: Physical Damage and Reconstruction Assessment (2011–2024) yang dirilis pada Selasa kemarin.

Selama 13 tahun perang saudara, Suriah mengalami kerusakan fisik senilai Rp1.728 triliun, atau sekitar sepertiga dari total modal nasionalnya. Infrastruktur menjadi sektor paling terdampak dengan kerugian mencapai Rp832 triliun, disusul sektor perumahan sebesar Rp528 triliun, dan bangunan nonhunian Rp368 triliun. Wilayah Aleppo, Rif Dimashq, dan Homs disebut sebagai daerah dengan tingkat kerusakan terparah.

Bank Dunia menilai estimasi biaya rekonstruksi ini muncul di tengah kondisi ekonomi Suriah yang masih sangat lemah. Produk domestik bruto (PDB) negara tersebut anjlok 53% dalam periode 2010–2022, dari Rp1.080 triliun menjadi hanya Rp342 triliun pada 2024.

Biaya pemulihan yang diperkirakan 10 kali lipat dari nilai PDB 2024 menggambarkan skala kehancuran besar akibat perang serta lamanya masa kontraksi ekonomi.

Selain dampak konflik, sanksi ekonomi internasional dan gangguan perdagangan turut memperparah situasi. Suriah kini sangat bergantung pada impor, kehilangan sebagian besar cadangan devisa, dan menghadapi keterbatasan anggaran negara.

Bank Dunia mencatat bahwa belanja modal pada 2024 hanya 11% dari tingkat tahun 2010, mempersempit ruang fiskal bagi upaya rekonstruksi.

Menteri Keuangan Suriah Yisr Barnieh menyebut laporan tersebut sebagai gambaran penting mengenai tantangan besar yang dihadapi negara itu.

“Kini, lebih dari sebelumnya, komunitas internasional perlu bersatu membantu Suriah memulihkan infrastruktur, membangkitkan kembali masyarakat, dan membangun masa depan yang lebih tangguh bagi rakyatnya,” ujarnya.

Pemerintahan baru di bawah Presiden Ahmed Al-Sharaa kini tengah berupaya melakukan reformasi ekonomi dan politik guna menarik investasi asing serta memperkuat kerja sama regional dalam proses pemulihan jangka panjang. (Keysa Qanita)

Baca juga:  Satu Juta Pengungsi Suriah Pulang Kampung di Tengah Tantangan Rekonstruksi

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)