Ilustrasi--Aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok. (Foto: MI/Usman Iskandar)
M Rodhi Aulia • 12 March 2025 21:43
Jakarta: Kebijakan pemerintah menyerap gabah petani dengan harga Rp6.500 per kilogram mendapat respons positif dari kalangan ekonom. Peneliti Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Eliza Mardian, menilai langkah ini dapat memberikan opsi bagi petani yang selama ini mengalami keterbatasan informasi dalam menjual hasil panennya.
“Dengan adanya kebijakan pembelian Rp6.500 oleh Bulog setidaknya ini dapat menjadi opsi bagi petani yang memiliki keterbatasan informasi menjual dan ketergantungan tinggi kepada bandar sehingga mereka bisa dapat harga di atas biaya produksinya,” kata Eliza yang dikutip, Rabu, 12 Maret 2025.
Pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp16,6 triliun untuk Bulog agar dapat menyerap gabah petani. Menurut Eliza, hal ini sangat penting mengingat harga gabah di tingkat petani sering kali berfluktuasi, bahkan di beberapa daerah dibeli dengan harga di bawah Rp6.500 per kilogram.
“Ini semua tergantung daya tawar petani. Ketika petani butuh cepat terjual kadang tengkulak membeli di bawah harga HPP, yang penting laku,” ungkap Eliza.
Baca juga: Peningkatan Produksi Beras Berpeluang Tercapai
Selain membantu petani mendapatkan harga lebih layak, penyerapan gabah ini juga diharapkan mampu mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor beras. Dengan Bulog aktif menyerap gabah dari petani lokal, cadangan pangan nasional bisa lebih terjaga tanpa harus bergantung pada impor.
“Impor beras selama ini karena untuk mengisi cadangan pangan pemerintah. Ketika ada kebijakan ingin slot zeus gacor menyerap gabah petani maka ini perlu didukung agar kita perlahan mengurangi ketergantungan impor,” ucapnya.
Eliza juga mendorong kerja sama antara Bulog dan Kementerian Pertanian agar proses penyerapan gabah lebih optimal. Ia menekankan pentingnya pemetaan wilayah yang masih memiliki harga gabah rendah agar Bulog dapat melakukan pendekatan langsung.
“Pembelian oleh Bulog ini bisa memberikan kepastian pasar bagi para petani, maka dari itu perlu kerja sama antara Bulog, Kementan untuk menentukan titik-titik mana yang harga gabahnya rendah, di situ Bulog serap gabah, jemput bola,” kata Eliza.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup menjelang Idulfitri serta meningkatkan kesejahteraan petani.
“Juga kesejahteraan petani harus ditingkatkan dengan menjaga harga beras/gabah di tingkat petani maupun konsumen. Peran Bulog menjadi sangat penting dan strategis,” ujar Sri Mulyani melalui akun Instagram @smindrawati.
Untuk mendukung kebijakan ini, Kementerian Keuangan telah menerbitkan PMK No. 19/2025 yang menetapkan Bulog sebagai pengelola Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Sri Mulyani menegaskan bahwa dana investasi untuk Bulog harus dikelola secara profesional dan bebas korupsi agar bisa benar-benar bermanfaat bagi petani dan stabilitas pangan nasional.