Kehancuran di Gaza akibat serangan Israel. Foto: Xinhua
Muhammad Reyhansyah • 25 September 2025 00:16
Gaza: Negara-negara Arab pada Selasa, 23 September 2025 menyerukan penghentian segera apa yang mereka sebut sebagai “perang genosida” Israel di Jalur Gaza, yang kini hampir memasuki tahun kedua.
Pangeran Mahkota Kuwait, Sheikh Sabah Khaled Al-Hamad Al-Sabah, menyampaikan pernyataan mewakili negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC) dalam sesi terbuka Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang membahas situasi Timur Tengah, termasuk isu Palestina.
Sabah menekankan bahwa pertemuan ini berlangsung di tengah salah satu babak paling kelam dalam tragedi Gaza yang telah berlangsung hampir dua tahun. Ia menggambarkan penderitaan warga Palestina yang tak berdaya di bawah blokade ketat dan tidak adil, kehancuran besar-besaran, serta hilangnya lebih dari 60.000 jiwa tak bersalah, mayoritas perempuan dan anak-anak.
Ia menyebut kondisi Gaza sebagai “contoh nyata genosida dan pembersihan etnis, sebuah luka menganga yang tidak bisa diabaikan,” serta mendesak DK PBB untuk segera menghentikan agresi, membuka akses kemanusiaan, dan mengambil langkah konkret melindungi warga sipil.
Perwakilan tetap Mesir untuk PBB, Osama Abdelkhalek, mengatakan Kairo terus menahan diri dari eskalasi meski menghadapi berbagai provokasi Israel. Menurutnya, “Mengakhiri bencana kemanusiaan di Gaza telah menjadi kebutuhan mutlak,” seraya menyesalkan “keras kepala Israel” yang tetap melanjutkan perang.
Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, menegaskan hak rakyat Palestina untuk hidup merdeka dan bermartabat. “Palestina bukan manusia kelas dua. Kami berhak atas kehidupan, kebebasan, dan martabat. Kekejaman yang dilakukan Israel terhadap rakyat kami di Gaza tidak bisa dibenarkan dalam kondisi apa pun,” ujarnya, seperti dikutip Anadolu, Rabu, 24 September 2025.
Ia menambahkan, “Tidak ada genosida, tidak ada perampasan, tidak ada pengusiran paksa, tidak ada penjajahan, selamatkan Gaza, selamatkan Palestina, selamatkan perdamaian.”
Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, menyebut situasi di Gaza “belum pernah terjadi sebelumnya dalam kebrutalan dan kesadisannya,” dengan tujuan jelas untuk menghancurkan masyarakat Palestina dan membuat wilayah itu tak layak huni sehingga memaksa penduduknya pergi.
Ia memperingatkan bahwa tunduk pada “rencana gila dan tanpa belas kasih” akan merusak legitimasi DK PBB serta melemahkan perannya dalam menjaga perdamaian dan keamanan internasional.
“Waktunya telah tiba bagi Dewan untuk mengambil keputusan yang benar. Akhiri perang ini hari ini, bukan besok. Mulailah membangun kembali Gaza dan kembalikan masa kanak-kanak anak-anaknya,” kata Aboul Gheit.