Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang digelar di Jakarta diwarnai kericuhan. Sejumlah kader terluka akibat pemukulan dan lemparan kursi (Foto:Dok.PPP)
Rosa Anggreati • 30 September 2025 09:33
Jakarta: Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang digelar di Jakarta diwarnai kericuhan. Sejumlah kader terluka akibat pemukulan dan lemparan kursi.
Sekretaris DPC PPP Kabupaten Merangin, Jambi, Muchlisin, menilai insiden tersebut bukanlah kejadian spontan. Ia menduga ada pihak yang sengaja menciptakan kekacauan demi menggagalkan proses demokrasi partai.
“Kalau pihak sebelah yakin menang (kubu Agus Suparmanto), kenapa harus lempar-lempar kursi? Kalau orang yakin menang, ngapain bikin rusuh? Itu logika paling sederhana,” kata Muchlisin saat diwawancara wartawan pada Senin, 29 September 2025.
Muchlisin menduga aksi anarkis tersebut merupakan “skenario lama” yang kembali dimainkan oleh pihak-pihak yang sudah dikenal publik PPP.
“Ini kejadian lama yang terulang kembali, dan orang se-Indonesia Raya paham siapa yang memainkan ini,” ujarnya.
Muchlisin turut menyoroti keberadaan seseorang yang dia sebut “mantan koruptor yang masih sering tampil mengatasnamakan PPP di ruang publik.” Menurut Muchlisin, citra buruk yang ditimbulkan berkontribusi terhadap kegagalan PPP dalam Pemilu 2024.
“Jangan-jangan karena mantan koruptor terlalu banyak berbicara di media, akhirnya rakyat menghukum kita di Pemilu. Padahal kami di daerah sudah bekerja keras,” ujar Muchlisin.
Sebelumnya, Ketua Umum PPP terpilih Muhamad Mardiono, mengecam keras kericuhan yang menyebabkan kader partai menjadi korban. Insiden itu terjadi pada Sabtu, 27 September 2025, dan melibatkan kader asal Pandeglang serta Sulawesi Selatan.
Sedikitnya tiga kader menjadi korban. Dua di antaranya mengalami luka serius, salah satunya sobek di bibir hingga mengenai gigi, sementara korban lain menderita sobek di pelipis kanan serta retak pada rahang atas.
“Ini tindakan kriminal yang mencederai demokrasi. Kita sedang melaksanakan proses konstitusi untuk memperkuat demokrasi, tapi ada pihak-pihak yang justru merusaknya dengan cara-cara anarkis. Saya sudah minta aparat kepolisian untuk mengusut tuntas pelaku dan memprosesnya secara hukum,” kata Mardiono saat menjenguk korban di rumah sakit, Sabtu malam.