Ilustrasi. Foto: ANTARA/Shutterstock/VerNel
Fachri Audhia Hafiez • 17 December 2025 11:56
Tangerang: Masalah infertilitas atau ketidaksuburan pada pria kini menjadi perhatian serius di dunia medis. Salah satu kondisi yang paling diwaspadai adalah Azoospermia atau kondisi di mana tidak ditemukan satu pun sel sperma pada air mani pria.
Dokter Spesialis Andrologi Eka Hospital Grand Family PIK, dr. Christian Christoper Sunnu, menjelaskan bahwa kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari lingkungan hingga gaya hidup.
"Faktor yang menyebabkan sperma kosong antara lain polusi, rokok, alkohol, makanan tinggi gula dan pengawet, hingga masalah hormon dan infeksi," ujar Christian di Tangerang, Banten, dilansir Antara, Selasa, 16 Desember 2025.
Secara kasat mata, pria dengan kondisi ini mungkin tidak merasakan keluhan fisik yang berarti. Namun, air mani penderita Azoospermia biasanya terlihat sangat encer dan bening menyerupai air. Berdasarkan data global, kondisi ini menyumbang sekitar 20 persen kasus infertilitas di dunia.
Dia
membagi kondisi sperma kosong ke dalam dua tipe utama:
- Tipe Obstruktif (Sumbatan): Terjadi akibat adanya hambatan pada saluran reproduksi. Pemicunya bisa berupa infeksi lama akibat perilaku seks tidak aman, trauma fisik keras pada area testis, hingga faktor genetik.
- Tipe Non-Obstruktif: Disebabkan oleh gangguan produksi sperma di testis. Faktor pemicunya meliputi gaya hidup buruk, konsumsi ultra processed food, efek samping obat-obatan tertentu, hingga penyakit seperti varikokel, gondongan, atau pascacovid-19.
Ilustrasi tenaga kesehatan. Foto: Dok. Metrotvnews.com.
Dia menyebutkan bahwa kedua tipe Azoospermia sangat sulit disembuhkan secara total. Belum ditemukan terapi medis yang mampu meningkatkan jumlah sperma dari nol hingga kembali ke angka normal sepenuhnya.
"Pada kasus non-sumbatan, kondisi dapat diringankan dengan suntik hormon atau stem cell, meski tidak menjamin 100 persen kembali normal. Solusi paling realistis saat ini adalah melalui prosedur In Vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung agar pasangan tetap bisa memiliki keturunan," jelas Christian.
Di Indonesia, tercatat sekitar 4-6 juta pasangan mengalami kesulitan memiliki anak, di mana 30 persen di antaranya disebabkan oleh faktor infertilitas pria. Christian pun mengimbau para pria untuk menjaga kesehatan organ reproduksi sejak dini.
"Sangat penting untuk menjaga kesehatan testis pria sejak kecil. Jangan menunggu hingga menikah untuk mulai berobat karena jika organ penghasil sperma sudah rusak, sangat sulit mengembalikannya ke kondisi awal," ujar Christian.