Rakyat Palestina Nilai Capres AS Tak Ada Bedanya dalam Hal Israel

Bendera Palestina saat protes pro-Palestina di Amerika Serikat. Foto: Anadolu

Rakyat Palestina Nilai Capres AS Tak Ada Bedanya dalam Hal Israel

Fajar Nugraha • 1 November 2024 05:27

Ramallah: Rakyat Palestina menilai tidak ada perbedaan signifikan antara kandidat Gedung Putih Kamala Harris dan Donald Trump dalam hal kebijakan terhadap Israel. Hal ini muncul mendekati Enam hari menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS).

Warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki mengatakan bahwa hasil pemilu 5 November mendatang tidak akan memengaruhi dukungan politik dan militer Washington bagi Israel, yang saat ini terlibat dalam konflik besar di Jalur Gaza.

Perang yang meletus setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 telah menelan korban jiwa lebih dari 43.100 orang, terutama perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 101.500 orang lainnya di Gaza. 

“Kami tidak mengharapkan apapun dari pemerintahan AS yang akan datang atau kandidat yang akan memenangkan pemilihan,” kata Koordinator Komite Nasional Palestina untuk Boikot Israel (BDS), Mahmoud Nawajaa dikutip dari Anadolu, Kamis, 31 Oktober 2024.

Mahmoud Nawajaa, mengungkapkan ketidakpercayaan terhadap pemerintahan AS yang akan datang.

“Genosida yang dilakukan terhadap rakyat kami di Gaza tidak akan terjadi tanpa dukungan AS,” tambah Nawajaa.

Pandangan Nawajaa senada dengan aktivis Palestina lainnya, Jamal Juma, yang menilai kedua partai utama AS sebagai dua sisi dari mata uang yang sama dalam hal kebijakan terhadap Israel. 

“Kami tidak menaruh kepercayaan apapun pada pemilu AS,” kata Kooordinator Kampanye Anti Apartheid, Jamal Juma.

Ia menambahkan bahwa dominasi kelompok Zionis terhadap kebijakan AS telah terbukti melalui keputusan-keputusan besar, seperti pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh Trump pada 2017.

“AS bersubahat dalam genosida dengan pesawat dan bomnya, dan mereka berlomba untuk memberikan dukungan terbanyak kepada penjajahan,” Omar Assaf.

Aktivis politik Palestina, Omar Assaf, menekankan bahwa Palestina tidak bergantung pada hasil pemilu AS. Menurutnya, siapapun yang berharap pada perubahan AS dalam dukungan terhadap Israel adalah ‘delusional. 

Suara ketidakpercayaan ini juga disuarakan oleh mahasiswa universitas dari Bethlehem, Obadah Muhaysen, yang menilai perang di Gaza sebagai pengungkapan wajah sebenarnya AS. 

“Perang Israel di Gaza, yang didukung dan didanai oleh AS, telah mengungkapkan wajah sebenarnya dari AS, yang mengklaim membela etika, demokrasi, dan hak asasi manusia,”  kata Obadah Muhaysen.

Ia menyatakan bahwa dukungan penuh AS terhadap Israel telah menghapus klaim AS sebagai pembela demokrasi dan hak asasi manusia.

Secara keseluruhan, rakyat Palestina melihat pemilu AS sebagai peristiwa yang tidak membawa perubahan dalam dukungan Washington terhadap Israel. 

Pandangan yang dominan adalah bahwa Palestina harus mengandalkan diri sendiri dalam perjuangan mereka, mengingat sejarah dukungan AS yang kuat terhadap proyek Zionis di kawasan tersebut. (Angel Rinella)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)