Fachri Audhia Hafiez • 24 September 2024 16:43
Jakarta: Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA memberikan nilai bagus bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), selama dua periode. Jokowi dianggap berhasil memimpin.
"Data rapor ini sebenarnya bisa kita nilai bahwa pemerintahan Jokowi adalah pemerintah yang berhasil," kata peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa dalam rilis virtual 'Rapor 10 Tahun Pemerintahan Jokowi: Berhasil atau Gagal?', Selasa, 24 September 2024.
Penilaian itu terbagi menjadi tiga. Jokowi mendapat 3 rapor biru, 1 merah, dan 3 netral.
Penilaian tersebut diambil dari tujuh indeks yang dibuat lembaga dunia. Tiga rapor biru yang diraih Jokowi yakni pada produk domestik bruto (PDB) dan PDB per kapita; indeks kebebasan ekonomi; dan indeks kemajuan sosial.
Pada produk domestik bruto (PDB) dan PDB per kapita, lembaga pengukur yakni World Bank. Menurut Ardian, terdapat kenaikan PDB sekitar USD509 miliar dengan rentang waktu 2014-2023.
"2014, PDB per kapita USD891 miliar dan PDB per kapita USD3.477. Pada 2023 PDB USD1,4 triliun dan PDB per kapita USD4.941," jelas dia.
Kemudian terkait indeks kebebasan ekonomi diukur melalui lembaga The Heritage Foundation. Skornya pada 2023 sejumlah 63,5 dengan rangking 53. Sedangkan pada 2014 skor kebebasan ekonomi 58,5 dengan rangking 100.
Sementara rapor biru lainnya diraih dari indeks kemajuan sosial. Data itu diukur melalui Social Progress Imperative.
Skornya pada 2014 sejumlah 61,65 dengan rangking 92. Sedangkan pada 2023 skor kemajuan sosial 67,22 dengan rangking 80.
Rapor netral
Jokowi mendapat 3 rapor netral. Hal ini merujuk pada data indeks persepsi korupsi, indeks kemerdekaan pers, dan indeks kebahagiaan.
Rapor netral diukur dari indikator penilaian yang mendapat skor baik tetapi secara rangking turun, begitu juga sebaliknya. Indeks persepsi korupsi didapat dari lembaga Transparency International.
Indeks persepsi korupsi yang diukur dari United Nations Sustainable Development Solutions Network (SDSN) dan Gallup Poll, mendapat skor yang sama pada 2014 dan 2023, yaitu 34. Sementara, rangking pada 2014 mendapat angka 107 dan 2023 mendapat 115.
"Skor naik, rangking turun," ucap Ardian.
Indeks kemerdekaan pers yang diukur dari Reporters Without Borders, mendapat skor 61,85 pada 2014 dan 51,15 pada 2023. Sementara, rangking pada 2014 mendapat angka 132 dan 2023 mendapat 111.
"Skor turun, rangking naik," tambah dia.
Sementara, indeks kebahagiaan mendapat skor 5,138 pada 2014 dan 5,568 pada 2023. Sementara, rangking pada 2013 mendapat angka 76 dan 2024 mendapat 80.
Rapor merah
Data ini diukur dari lembaga Economist Intelligence Unit. Hasilnya, skor 6,95 pada 2014 dan 6,53 pada 2023. Sementara, rangking pada 2013 mendapat angka 49 dan 2024 mendapat 56.
"Ketika rapor nilai yang diakumulasi oleh lembaga tersebut turun termasuk juga rangking ketika dibandingkan dengan seluruh populasi dan rangking dinilai di dunia ini di negara-negara tersebut itu mengalami penurunan, sehingga kita sebut merah," jelas Ardian.