Harga Minyak Naik, Ada Harapan Permintaan dari Tiongkok

Ilustrasi. Foto: ICDX

Harga Minyak Naik, Ada Harapan Permintaan dari Tiongkok

Annisa ayu artanti • 10 December 2024 08:39

Jakarta: Harga minyak ditutup lebih tinggi pada perdagangan Senin. Tiongkok, importir minyak mentah terbesar di dunia, mengumumkan rencana untuk melonggarkan kebijakan moneter dan mendorong ekonominya. Hal itu memicu harapan kebangkitan permintaan minyak global.
 
Melansir Investing.com, Selasa, 10 Desember 2024, pada pukul 14.30 WIB (19.30 GMT), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 1,2 persen menjadi USD68,37 per barel, sedangkan harga minyak berjangka Brent naik 1,4 persen menjadi USD72,14 per barel.
 
RRT menjabarkan rencana stimulus
Beijing menyusun rencana untuk mengadopsi kebijakan moneter yang cukup longgar tahun depan, untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi kata Politbiro, biro politik dari Komite Sentral CPC.
 
Optimisme akan adanya stimulus lebih lanjut membantu mendorong harapan akan rebound permintaan minyak di saat banyak orang khawatir suplai kemungkinan akan melebihi permintaan berikutnya, yang telah membebani harga minyak.

 
Baca juga: 

Harga Minyak Melemah Meskipun OPEC+ Tunda Rencana Peningkatkan Produksi



Ilustrasi. Foto: Unplash
“Pelonggaran sikap kebijakan moneter di Tiongkok ini kemungkinan besar menjadi pendorong rebound harga minyak, mendukung sentimen risiko,” kata Analis UBS, Giovanni Staunovo.
 
Di luar Tiongkok, ketidakpastian mengenai suku bunga jangka panjang AS dan kebijakan-kebijakan di bawah pemerintahan Trump juga membebani.
 
Keputusan OPEC untuk memperpanjang pemangkasan suplai dianggap negatif oleh pasar minyak, karena hal ini mengisyaratkan berkurangnya keyakinan bahwa permintaan akan membaik.

Ketegangan Suriah menjaga premi risiko minyak tetap tinggi

Pasukan pemberontak Suriah merebut ibukota Damaskus setelah 13 tahun perang saudara dan laporan-laporan mengatakan Presiden Bashar al-Assad telah melarikan diri ke Rusia.
 
Para trader kini juga mengamati apa yang akan terjadi jika terjadi perubahan rezim di Suriah dan Timur Tengah, terutama di bidang produksi minyak.
 
Meskipun produksi Suriah hampir seluruhnya terkikis oleh perang saudara yang telah berlangsung lama, produksi dapat meningkat di bawah pemerintahan yang lebih moderat.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)