Harga Minyak Melemah Meskipun OPEC+ Tunda Rencana Peningkatkan Produksi

Ilustrasi. Foto: Freepik

Harga Minyak Melemah Meskipun OPEC+ Tunda Rencana Peningkatkan Produksi

Annisa ayu artanti • 6 December 2024 08:55

Jakarta: Harga minyak ditutup lebih rendah pada perdagangan Kamis, karena kekhawatiran mengenai meningkatnya suplai minyak mentah masih berlanjut.
 
Kondisi itu mengimbangi kenaikan sebelumnya menyusul keputusan OPEC+ untuk menunda dimulainya kembali peningkatan produksi minyak selama tiga bulan.
 
Melansir Investing.com, Jumat, 6 Desember 2024, pada pukul 14:30 WIB (19:30 GMT), harga minyak Brent turun 0,3 persen menjadi USD72,09 per barel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate turun 0,4 persen menjadi USD68,30 per barel.

OPEC+ menunda kenaikan produksi lagi

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) telah memutuskan untuk menunda dimulainya kembali peningkatan produksi minyak selama tiga bulan.
 
Kebijakan ini merupakan penundaan ketiga kalinya karena harga minyak mentah masih berada di bawah tekanan.
 
Baca juga: 

Harga Minyak Menguat Imbas Ketegangan Politik Timur Tengah dan Pasar Tenaga Kerja AS



Ilustrasi. Foto: Unplash
 
Tambahan produksi sebesar 180 ribu barel per hari yang tadinya diperkirakan akan dimulai pada Januari, akan dimulai April, dan diimplementasikan dengan kecepatan yang lebih lambat daripada yang telah digariskan sebelumnya.
 
OPEC+ telah memangkas produksi lebih dari dua juta barel dalam dua tahun terakhir, dan diperkirakan akan menjaga suplai tetap terbatas di tengah kekhawatiran akan melambatnya permintaan minyak, terutama di negara importir terbesar, yaitu Tiongkok.
 
OPEC+ secara konsisten memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan global pada tahun 2024 dan 2025, dengan alasan ketidakpastian atas pemulihan ekonomi yang lamban di Tiongkok.
 
Kekhawatiran tentang permintaan yang lemah muncul di tengah kekhawatiran bahwa pasar minyak mentah akan mengalami kelebihan pasokan tahun depan di tengah lonjakan produksi non-OPEC.

Risiko kelebihan pasokan tetap menjadi perhatian utama

Analis Wells Fargo (NYSE: WFC) memprediksi pergeseran dinamika pasar minyak global pada pertengahan 2025, memperkirakan fundamental yang membaik dan harga yang lebih kuat setelah periode kelebihan pasokan.
 
Mereka memperkirakan surplus satu juta barel per hari pada paruh pertama 2025, meskipun ada pemangkasan produksi OPEC+.
 
Bank mempertahankan perkiraan harga jangka panjang sebesar USD80 untuk Brent dan USD75 untuk WTI, didukung oleh melambatnya produksi minyak serpih AS dan preferensi Arab Saudi untuk harga di atas USD70 per barel.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)