Ilustrasi. Foto: Freepik
Annisa Ayu Artanti • 13 December 2024 07:45
New York:
Saham-saham AS berakhir lebih rendah pada Kamis (Jumat pagi WIB). Laporan Indeks Harga Produsen (IHP) di luar dari perkiraan, sehingga membayangi momentum sebelumnya dalam saham-saham teknologi.
Melansir Xinhua, Jumat, 13 Desember 2024, indeks Dow Jones Industrial Average turun 234,44 poin, atau 0,53 persen, menjadi 43.914,12. Indeks S&P 500 merosot 32,94 poin, atau 0,54 persen, menjadi 6.051,25. Indeks Komposit Nasdaq merosot 132,05 poin, atau 0,66 persen, menjadi 19.902,84.
Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir merah, dengan sektor consumer discretionary dan kesehatan memimpin pelemahan dengan kehilangan 0,84 persen dan 0,83 persen. Sementara itu, sektor bahan pokok konsumen melawan tren dengan naik 0,18 persen.
Presiden terpilih AS Donald Trump membunyikan bel pembukaan di New York Stock Exchange (NYSE) pada Kamis, menandai sebuah isyarat simbolis kepada komunitas keuangan saat ia bersiap untuk mulai menjabat.
Presiden terpilih AS Donald Trump. Foto: EPA
Janji manis Trump
Berbicara di hadapan pebisnis, Trump bersumpah untuk memberikan ledakan ekonomi, menandakan komitmen pemerintahannya terhadap kebijakan pro-pertumbuhan.
"Kami akan memberikan insentif yang luar biasa yang belum pernah dilakukan oleh negara lain, termasuk dengan memangkas pajak secara substansial," kata Trump.
Namun, PPI yang dirilis pada Kamis pagi, yang melacak harga grosir, naik 0,4 persendi bulan November, dua kali lipat dari kenaikan 0,2 persen yang diperkirakan oleh para ekonom, menurut sebuah jajak pendapat Dow Jones.
Data ini mengisyaratkan tekanan inflasi yang terus-menerus, mendorong imbal hasil Treasury 10 tahun ke level tertinggi dalam dua minggu.
Saham-saham teknologi memimpin penurunan hari ini. Nvidia turun 1,41 persen, sementara Adobe anjlok 13,69 persen setelah mengeluarkan proyeksi yang lebih lemah dari perkiraan untuk 2025.
Meta Platforms, Alphabet, dan Amazon juga diperdagangkan sedikit lebih rendah.
Penurunan ini terjadi setelah laporan indeks harga konsumen pada awal pekan, yang sesuai dengan ekspektasi ekonom dan memicu optimisme tentang potensi penurunan suku bunga pada pertemuan Federal Reserve minggu depan.
Meskipun begitu, data PPI menimbulkan ketidakpastian baru mengenai langkah the Fed ke depan.
Analis Stifel memproyeksikan indeks S&P 500 kemungkinan akan mencapai puncaknya pada paruh pertama 2025, didorong oleh momentum pasar saat ini dan pendapatan yang kuat.
Namun, mereka memperingatkan adanya penurunan 10 persen hingga 15 persen pada paruh kedua tahun ini.
Stifel memperkirakan The Fed akan menghentikan siklus penurunan suku bunganya, mempertahankan suku bunga di level 4 persen pada pertemuan kebijakan Januari, sehingga menimbulkan risiko bagi pasar sekitar pertengahan 2025.