Kapal Penjaga Pantai Filipina Mundur dari Wilayah Sengketa di Laut China Selatan

Kapal penjaga pantai Filipina. (X/India Today)

Kapal Penjaga Pantai Filipina Mundur dari Wilayah Sengketa di Laut China Selatan

Marcheilla Ariesta • 16 September 2024 16:00

Manila: Sebuah kapal Filipina di Laut China Selatan telah meninggalkan daerah itu. Kapal itu menghabiskan waktu berbulan-bulan berlabuh di terumbu karang yang disengketakan dengan Tiongkok di perairan tersebut.

Kapal Penjaga Pantai Filipina BRP Teresa Magbanua telah berlabuh di dalam Sabina Shoal sejak April untuk menegaskan klaim Manila atas daerah itu dan mencegah Tiongkok merebutnya.

Beijing terus menekan klaimnya ke hampir seluruh Laut China Selatan meskipun ada putusan pengadilan internasional yang menyatakan bahwa pernyataannya tidak memiliki dasar hukum.

Kapal Filipina dan Tiongkok telah bertabrakan setidaknya tiga kali baru-baru ini di dekat Sabina Shoal, yang terletak 140 kilometer dari pulau Palawan di Filipina bagian barat dan 1.200 kilometer dari daratan utama terdekat Tiongkok, Pulau Hainan.

Sayap anjungan dan lambung bebas kapal Teresa Magbanua rusak dalam salah satu tabrakan. 

“Selama penugasannya, ia (kapal) menantang pengepungan oleh armada penyusup yang lebih besar, berjuang melawan cuaca buruk, dengan awaknya bertahan hidup dengan perbekalan harian yang berkurang,” kata Sekretaris Eksekutif Ketua Dewan Maritim Nasional Lucas Bersamin dalam sebuah pernyataan dilansir dari AFP, Senin, 16 September 2024.

Bulan lalu kapal-kapal Tiongkok memblokir misi pasokan ulang bagi para pelaut Filipina di atas kapal, membuat mereka kehabisan makanan dan perbekalan lainnya.

Peluang yang sangat besar

“Teresa Magbanua menjalankan tugas penjagaannya melawan rintangan yang sangat besar,” imbuh Bersamin.

Penjaga pantai Tiongkok mencatat penarikan kapal tersebut pada Minggu. Mereka mengatakan Beijing memiliki kedaulatan yang tidak terbantahkan atas Xianbin Jiao dan perairan di sekitarnya, menggunakan nama Tiongkok untuk Sabina Shoal.

“Tindakan Manila telah secara serius melanggar kedaulatan teritorial Tiongkok secara serius merusak perdamaian dan stabilitas regional,” ucap juru bicara Penjaga Pantai Tiongkok, Liu Dejun dalam sebuah pernyataan.

"Kami dengan tegas memperingatkan Filipina untuk berhenti menghasut propaganda dan mengambil risiko pelanggaran, dan untuk menemui Tiongkok di tengah jalan guna menjaga keseriusan dan keabsahan Deklarasi tentang Perilaku Para Pihak di Laut China Selatan," sambung Liu.

Ia menegaskan, Beijing akan terus melaksanakan kegiatan perlindungan hak dan penegakan hukum di perairan di bawah yurisdiksi Tiongkok.

Juru bicara Dewan Maritim Nasional Filipina Alexander Lopez mengatakan, negara itu akan terus memantau dan menegakkan hak-hak mereka, melaksanakan hak-haknya seperti, hak kedaulatan, dan yurisdiksi atas wilayah tersebut.

Awal minggu ini pejabat dari Filipina dan Tiongkok mengadakan pembicaraan tingkat tinggi tentang masalah maritim mereka di mana Beijing menegaskan kembali permintaannya untuk penarikan kapal Filipina.

Situasi terbaru mengingatkan kita pada 2012, ketika Beijing menguasai Scarborough Shoal -- fitur strategis lain sekitar 240 kilometer di sebelah barat pulau utama Filipina, Luzon.

Kemudian, Manila menarik kembali kapal-kapalnya setelah kebuntuan maritim yang menegangkan selama dua bulan.

Baca juga: Filipina Tegaskan Sabina Shoal di Laut China Selatan Sebagai Kedaulatan Mereka

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Marcheilla A)