Balasan AS Terhadap Serangan Houthi Libatkan 14 Rudal

Serangan gabungan Amerika Serikat dan Inggris ke Houthi di Yaman. Foto: Anadolu

Balasan AS Terhadap Serangan Houthi Libatkan 14 Rudal

Medcom • 18 January 2024 18:09

Washington: Houthi telah menjadi target beberapa serangan udara. Hal ini menanggapi penargetan mereka terhadap pelayaran internasional.  Houthi menyerang kapal kargo Amerika Serikat setelah diumumkan sebagai kelompok teroris. 

 

Pasukan AS merespons dengan meluncurkan serangan terhadap 14 rudal Houthi yang didukung oleh Iran, yang disiapkan untuk ditembakkan di wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman.

 

“Rudal-rudal yang berada di jalur peluncuran ini menghadirkan ancaman nyata terhadap kapal dagang dan kapal Angkatan Laut AS di wilayah tersebut dan dapat ditembakkan kapan saja, sehingga mendorong pasukan AS untuk menggunakan hak dan kewajiban mereka untuk membela diri,” kata CENTCOM dilansir dari France 24 pada Kamis,18 Januari 2024.

 

Pada Rabu, Amerika Serikat mengumumkan kembali penunjukan Houthi sebagai kelompok teroris. 

 

“Departemen Luar Negeri hari ini mengumumkan penetapan Ansarallah, yang biasa disebut sebagai Houthi, sebagai kelompok Teroris Global yang Ditunjuk Secara Khusus, efektif 30 hari sejak hari ini,” kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam sebuah pernyataan.

 

“Selama penundaan implementasi selama 30 hari, pemerintah AS akan melakukan sosialisasi yang kuat kepada para pemangku kepentingan, penyedia bantuan, dan mitra yang berperan penting dalam memfasilitasi bantuan kemanusiaan dan impor komersial komoditas penting di Yaman, ” katanya.

 

Kapal Amerika menjadi target

Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, menganggap penunjukan tersebut sebagai alat penting untuk menghambat pendanaan teroris kepada Houthi dan membatasi akses mereka ke pasar keuangan. 

 

“Jika Houthi menghentikan serangan mereka di Laut Merah dan Teluk Aden, Amerika Serikat akan segera mengevaluasi kembali penunjukan ini,” kata Sullivan dalam sebuah pernyataan.

 

Namun, Houthi bersikeras akan terus menargetkan kapal yang mereka anggap mendukung Israel dan Pelabuhan Palestina. 

 

“Kami tidak akan menyerah menargetkan kapal-kapal Israel atau kapal-kapal yang menuju pelabuhan di Palestina yang diduduki untuk mendukung rakyat Palestina,” kata juru bicara kelompok tersebut Mohammed Abdelsalam kepada Al Jazeera TV.

 

Organisasi Yaman tersebut juga menetapkan Amerika dan Inggris sebagai target yang sah. Sehingga menciptakan ketegangan militer dan diplomatik. 

 

Meskipun dilaporkan bahwa puluhan negara memiliki hubungan dengan kapal-kapal yang menjadi sasaran serangan. Washington menyatakan bahwa mereka menanggapi ancaman ini dengan menyerang kapal Houthi di Teluk Aden.

 

Tekanan militer dan diplomatik terus meningkat, termasuk penghancuran rudal anti-kapal di Yaman dan serangan terhadap situs radar Houthi. 

 

Penetapan Houthi sebagai kelompok teroris adalah bagian dari strategi Washington untuk menekan mereka. AS melibatkan aksi militer dan pembentukan koalisi internasional untuk melindungi pelayaran dari serangan pemberontak.

 

Para pemberontak juga mengklaim bahwa Amerika dan Inggris merupakan target yang dapat diserang. Dalam pidato di televisi, juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, menyatakan mereka mengincar kapal AS yang bernama Genco Picardy di Teluk Aden. 

 

Pada Rabu, 17 Januari 2024, CENTCOM mengonfirmasi bahwa kapal tersebut memang menjadi sasaran serangan. Drone diluncurkan dari wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman. 

 

Drone tersebut berhasil mengenai kapal pengangkut curah yang berbendera Kepulauan Marshall. Kepulauan itu dimiliki dan dioperasikan oleh Amerika Serikat.

 

Tekanan Militer dan Diplomatik

"Tidak ada korban luka dan beberapa kerusakan dilaporkan. M/V Genco Picardy layak berlayar dan terus berlayar," kata CENTCOM dalam postingan media sosialnya.

 

Penetapan Houthi sebagai kelompok teroris merupakan bagian dari strategi Washington untuk menekan kelompok tersebut. Langkah itu tidak hanya tindakan militer terhadap Houthi, tetapi juga pembentukan koalisi internasional. Tujuannya, untuk melindungi pengiriman dari serangan pemberontak.

 

Militer Amerika Serikat menghancurkan empat rudal anti-kapal di Yaman pada Selasa, 16 Januari 2024. Rudal itu dianggap sebagai ancaman terhadap kapal militer dan sipil. 

 

Upaya tersebut terjadi seiring dengan serangkaian tindakan dari Amerika Serikat dan Inggris. Keduanya menargetkan hampir 30 lokasi di Yaman dengan lebih dari 150 amunisi pekan lalu. 

 

Pasukan Amerika kemudian melancarkan serangan terhadap situs radar Houthi sebagai langkah lanjutan terkait serangan sebelumnya.

 

Pada 2021, Presiden AS Joe Biden mencabut sebutan Houthi sebagai organisasi teroris asing dan kelompok teroris global. Pada pemerintahan Donald Trump, Houthi dicap sebagai organisasi teroris.

 

Biden mengambil keputusan tersebut, sebagai respons terhadap kekhawatiran kelompok bantuan yang menghadapi kesulitan untuk beroperasi di Yaman. Hal itu dikarenakan kewajiban berurusan dengan pemberontak, yang secara efektif memegang kendali wilayah luas termasuk ibu kota Sanaa.

 

Pejabat senior pemerintahan menyatakan bahwa penggunaan sebutan teroris global sekarang memberikan fleksibilitas yang lebih baik bagi Amerika Serikat. Hal tersebut guna mencapai tujuan dalam hal memberikan dan memelihara bantuan kemanusiaan serta kesejahteraan masyarakat Yaman secara lebih luas. (Atika Pusagawanti)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)