Durian. Foto: Pexels.
Beijing: Sikap masyarakat Tiongkok yang mulai meminati durian memberikan keuntungan bagi negara Asia Tenggara. Pada tahun lalu, nilai ekspor durian dari Asia Tenggara ke Tiongkok sebesar USD6,7 miliar, meningkat dua belas kali lipat dari USD550 juta pada 2017.
Menurut data PBB, Tiongkok membeli hampir seluruh durian yang diekspor dunia. Negara pengekspor terbesar sejauh ini adalah Thailand, Malaysia, dan Vietnam.
Salah satu pedagang, Chan, meraih keuntungan dengan memproduksi pasta durian untuk kue, es krim, dan bahkan pizza, dengan nilai setara dengan USD4,5 juta, hampir 50 kali lipat investasi awalnya.
"Semua orang menghasilkan banyak uang," kata Chan tentang petani durian yang dulunya miskin di Raub, sebuah kota kecil yang berjarak 90 menit dari Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia, dilansir
Business Times, Selasa, 18 Juni 2024.
"Mereka membangun kembali rumahnya dari kayu menjadi batu bata. Dan mereka mampu menyekolahkan anak-anak mereka ke luar negeri untuk melanjutkan ke universitas," tegas dia.
Lonjakan ekspor durian merupakan ukuran kekuatan konsumen Tiongkok dalam perekonomian global, meskipun, jika diukur dengan ukuran lain, perekonomian dataran sedang mengalami kesulitan.
Ketika sebuah negara yang semakin kaya dengan populasi 1,4 miliar orang mulai menyukai sesuatu, seluruh wilayah Asia akan berubah untuk memenuhi permintaan tersebut.
Di Vietnam, media berita pemerintah bulan lalu melaporkan para petani menebang tanaman kopi untuk memberi ruang bagi durian. Luas kebun durian di Thailand meningkat dua kali lipat dalam satu dekade terakhir.
Di Malaysia, hutan-hutan di perbukitan di luar Raub diratakan dan dibuat bertingkat-tingkat untuk dijadikan perkebunan yang akan memenuhi nafsu masyarakat Tiongkok akan buah tersebut.
"Saya pikir durian akan menjadi booming ekonomi baru bagi Malaysia," kata Menteri Pertanian Malaysia Mohamad Sabu.
Investasi Tiongkok telah mengalir ke bisnis pengemasan dan logistik durian di Thailand. Kepentingan Tiongkok sudah menguasai sekitar 70 persen bisnis grosir dan logistik durian, menurut Aat Pisanwanich, pakar perdagangan internasional Thailand.
"Perusahaan grosir durian di Thailand bisa menghilang dalam waktu dekat," katanya pada konferensi pers di Mei.
Namun permintaan dari Tiongkok, yang telah mendorong harga naik lima belas kali lipat selama dekade terakhir, telah membuat frustrasi konsumen di Asia Tenggara, yang melihat durian berubah dari buah yang banyak tumbuh di alam liar dan di kebun pedesaan menjadi komoditas mewah yang ditujukan untuk ekspor.
Sebaliknya, Thailand telah mengirimkan durian segar dalam wadah berpendingin selama bertahun-tahun.
Industri durian Thailand berkembang pesat
Industri durian Thailand berpusat di provinsi Chanthaburi, dekat perbatasan dengan Kamboja. Saat puncak musim panen, pada Mei dan Juni, tumpukan durian berserakan di mana-mana.
Tingginya permintaan dari Tiongkok begitu besar, kontainer sering kali dikembalikan ke Thailand dalam keadaan kosong, untuk segera diisi ulang dengan lebih banyak durian tujuan Tiongkok.
CEO 888 Platinum Fruits Natakrit Eamskul menjelaskan dalam dua dekade lalu, Chanthaburi hanya memiliki 10 tempat pengepakan durian. Sedangkan pada hari ini ada 600 pengepakan durian.
Di seluruh Chanthaburi, tanda-tanda kekayaan durian ada dimana-mana: rumah-rumah modern dan rumah sakit baru.
"Sebuah pusat perbelanjaan, yang diresmikan dua tahun lalu, menjadi tuan rumah pameran mobil pada April," tegas dia.