Foto warga Israel yang disandera dan tewas dalam serangan 7 Oktober oleh Hamas. (EPA Images)
Marcheilla Ariesta • 5 December 2024 07:22
Gaza: Kelompok Hamas mengatakan, pihaknya memiliki informasi bahwa Israel bermaksud melakukan operasi penyelamatan sandera yang serupa dengan yang dilakukan di kamp Nuseirat di Gaza pada Juni. Mereka mengancam akan ‘menetralisir’ para tawanan jika tindakan tersebut dilakukan.
Dalam pernyataan 22 November, Hamas memberi tahu para operatornya untuk tidak mempertimbangkan apa akibat dari mengikuti instruksi tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya menganggap Israel bertanggung jawab atas nasib para sandera.
Pernyataan tersebut, yang menurut sumber senior Hamas diedarkan ke faksi-faksinya oleh unit intelijen sayap militer kelompok tersebut, Brigade Izz el-Deen al-Qassam, tidak menyebutkan kapan operasi Israel diperkirakan akan dilakukan.
Tidak ada tanggapan langsung dari Israel terhadap pernyataan tersebut. Media Israel mengutip Menteri Pertahanan Israel Katz yang mengatakan tekanan terhadap Hamas meningkat.
“Kali ini kami benar-benar akan dapat memajukan kesepakatan penyanderaan,” ucap Katz, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 5 Desember 2024.
Operasi penyelamatan Nuseirat Israel pada 9 Juni menyaksikan pasukan Israel membebaskan empat sandera, yang telah ditahan Hamas sejak Oktober 2023, dalam sebuah serangan yang menurut pejabat Palestina menewaskan lebih dari 200 orang, menjadikannya salah satu serangan Israel paling berdarah dalam perang tersebut.
Dalam pernyataan Hamas, kelompok itu memberi tahu para operatornya untuk "memperketat" kondisi kehidupan para tawanan dan mengatakan hal ini harus dilakukan sesuai dengan instruksi yang dikeluarkan setelah operasi Nuseirat.
Dalam bagian berjudul "rekomendasi", Hamas juga menginstruksikan para operatornya untuk "mengaktifkan perintah netralisasi ... sebagai respons langsung dan cepat terhadap setiap petualangan musuh".
Israel meluncurkan kampanyenya di Gaza setelah para pejuang yang dipimpin Hamas menyerang komunitas Israel di seberang perbatasan pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel.
Kampanye militer Israel sejak itu telah menewaskan lebih dari 44.500 warga Palestina dan melukai banyak lainnya, menurut angka-angka Palestina. Serangan itu telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza.
Baca juga: Pemimpin Israel Puji Ancaman Trump ke Hamas Soal Sandera