Menlu Tiongkok Wang Yi (jas abu) bersama perwakilan Hamas dan Fatah. Foto: CGTN
Marcheilla Ariesta • 14 August 2024 08:14
Jakarta: Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Hassan Shaykh al-Islami mengatakan, negara manapun yang memberikan inisiatif baru untuk membantu perdamaian di Palestina, akan mendapat dukungan dari Iran. Terlebih saat Tiongkok menjadi mediator yang berhasil ‘menyatukan’ para pemimpin faksi di Palestina, yakni Hamas dan Fatah.
“Persatuan Palestina bisa menguatkan posisi mereka untuk dapat gencatan senjata dan bantuan internasional. Prioritas kita saat ini adalah gencatan permanen di Gaza,” kata Hassan di Jakarta, Selasa, 13 Agustus 2024.
Ia mengatakan, Iran sudah sejak lama saling berkontak dengan Tiongkok terkait Palestina. Pasalnya, Beijing menaruh perhatian atas apa yang terjadi di Gaza.
“Kami saling berkontak, dan bahkan belum lama ada ada komunikasi dengan Menlu Tiongkok,” sambung dia.
Negeri Tirai Bambu juga disebut menyampaikan kecaman atas serangan yang menewaskan Kepala Biro Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran. Serangan yang diyakini dilakukan oleh Israel.
“Menlu Tiongkok mengutuk serangan yang melanggar teritori Iran itu,” lanjut Hassan.
Sementara itu, Hassan mengapresiasi inisiatif Tiongkok mengundang pemimpin faksi Palestina dan membantu mediasi.
“Saya tekankan, bentuk inisiatif apapun berkaitan dengan persatuan pihak manapun di Palestina ini, akan selalu kami sambut,” tegasnya.
“Sekali lagi, prioritas kita adalah gencatan senjata permanen di Gaza,” sambung Hassan.
Penandatanganan perjanjian di Beijing bulan lalu, mengakhiri dialog rekonsiliasi selama tiga hari antara 14 kelompok Palestina di ibu kota Tiongkok.
Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi menggambarkan kesepakatan tersebut sebagai kesepakatan untuk memerintah Jalur Gaza bersama-sama setelah perang yang sedang berlangsung berakhir.
Sementara itu, Israel mengecam perjanjian rekonsiliasi tersebut, dan tetap bertekad untuk menghancurkan Hamas selamanya.
Keterlibatan Hamas dalam pemerintahan Gaza pascaperang tidak dapat diterima oleh Israel dan Amerika Serikat, yang menganggapnya sebagai kelompok teroris.
Baca juga: Wamenlu Iran: Serangan ke Israel Akan Jadi Pembalasan Mengejutkan