Erdogan: Respons Negara Muslim Terhadap Krisis Gaza Belum Memadai

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto: EFE-EPA

Erdogan: Respons Negara Muslim Terhadap Krisis Gaza Belum Memadai

Fajar Nugraha • 12 November 2024 18:05

Istanbul: Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengkritik kurangnya respons negara-negara Muslim dalam menghadapi genosida yang sedang berlangsung di Gaza. Dia juga menuduh beberapa negara Barat mendukung Israel secara penuh.

"Sejumlah kecil negara Barat telah memberikan segala jenis dukungan militer, politik, ekonomi, dan moral kepada Israel. Sementara itu, kegagalan negara-negara Muslim untuk merespons secara memadai telah menyebabkan situasi di lapangan semakin parah," kata Erdogan dalam pertemuan luar biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Liga Arab di Riyadh, Arab Saudi, seperti dikutip Anadolu, Selasa 12 November 2024.

Erdogan menambahkan bahwa tujuan Israel adalah untuk menetap di Gaza, menghapuskan keberadaan Palestina di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dan pada akhirnya mencaplok wilayah tersebut. 

"Gerakan menuju tujuan ini berlangsung secara bertahap, dan kita harus menghentikannya," tegas Erdogan.

Menurut Erdogan, lebih dari 50.000 warga Palestina telah tewas di Gaza dan wilayah Palestina lainnya, dengan 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Dia juga menekankan pentingnya solusi mendesak untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza yang hancur akibat perang. Erdogan mengatakan Turki telah mengirim lebih dari 84.000 ton bantuan ke Gaza dan siap mengirim lebih banyak lagi ketika pembatasan dicabut.

Langkah-langkah Melawan Israel

Erdogan menyerukan agar negara-negara Islam memimpin upaya untuk mengambil tindakan melawan Israel.

"Langkah pertama yang paling penting adalah menerapkan embargo senjata terhadap Israel, menghentikan perdagangan dengan mereka, dan mengisolasi Israel secara internasional sampai agresi mereka berakhir," tegas Erdogan.

Turki telah menerapkan pembatasan perdagangan dengan Israel dan menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan semua proposal yang realistis agar pemerintahan Netanyahu merasakan dampak dari pendudukan tanah Palestina.

Erdogan juga mengatakan bahwa solusi dua negara tidak mungkin tercapai di bawah pemerintahan Israel saat ini. "Dalam kondisi seperti ini, kita harus mendorong lebih banyak negara untuk mengakui keberadaan negara Palestina," ujarnya.

"Kita harus mendorong sebanyak mungkin negara untuk mendukung kasus yang diajukan oleh Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional," tambahnya.

Israel saat ini menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza. Meski Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang mendesak gencatan senjata segera, Israel tetap melanjutkan serangan ofensifnya di Gaza sejak serangan oleh Hamas tahun lalu.

Pertemuan luar biasa para pemimpin Arab dan Islam di Riyadh ini dihadiri lebih dari 50 pemimpin negara Arab dan Islam, termasuk Presiden Turki.
(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)