Thailand. Foto: MTVN.
Bangkok: Keyakinan konsumen Thailand turun selama lima bulan berturut-turut pada Juli ke level terendah sejak Agustus tahun lalu karena kekhawatiran atas pemulihan ekonomi yang lambat, meningkatnya biaya hidup, dan ketidakpastian politik. Indeks konsumen dari Kamar Dagang Universitas Thailand turun menjadi 57,7 pada Juli dari 58,9 pada bulan sebelumnya.
"Konsumen khawatir tentang ketidakstabilan politik di masa mendatang dan tentang ekonomi, yang masih pulih perlahan karena belum ada langkah-langkah stimulus yang jelas," kata Survei Kamar Dagang Universitas Thailand dikutip dari
Channel News Asia, Selasa, 6 Agustus 2024.
Kondisi politik memanas setelah Mahkamah Konstitusi akan menjatuhkan putusannya dalam kasus pembubaran kelompok oposisi Move Forward, partai terbesar di parlemen.
Pemecatan Perdana Menteri
Kemudian pengadilan juga akan menjatuhkan putusannya pada tanggal 14 Agustus dalam kasus pemecatan Perdana Menteri Srettha Thavisin yang menunjuk mantan terpidana kriminal sebagai menteri di kabinetnya. Srettha membantah melakukan kesalahan.
Pemberhentian Srettha dapat menjerumuskan Thailand ke dalam ketidakpastian dan akan mengharuskan parlemen untuk memilih perdana menteri baru. Hal ini dapat mengakibatkan perombakan aliansi pemerintahan dan penataan ulang kebijakan.
Universitas tersebut mengatakan kepercayaan konsumen dapat membaik jika pemerintah mempercepat pencairan anggaran dan merangsang ekonomi melalui skema stimulus rumah tangga pada kuartal terakhir tahun ini.