Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Foto: EFE-EPA
Medcom • 26 April 2024 01:56
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, Israel harus berupaya memastikan bahwa sekitar USD1 miliar bantuan kemanusiaan baru AS mencapai Jalur Gaza tanpa penundaan. Ia menandatangani paket pengeluaran baru menjadi undang-undang yang juga mencakup lebih dari USD16 miliar untuk Israel.
Biden mengatakan pemerintahannya akan "segera" menggunakan dana tersebut untuk "meningkatkan" bantuan tambahan ke wilayah kantong yang dilanda perang tersebut, termasuk pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan baru.
“Israel harus memastikan semua bantuan ini sampai ke warga Palestina di Gaza tanpa penundaan. Dan semua yang kami lakukan dipandu oleh tujuan akhir untuk memulangkan para sandera ini, mengamankan gencatan senjata dan menetapkan kondisi untuk perdamaian abadi,” katanya kepada wartawan di Gedung Putih, dikutip dari Anadolu pada Kamis, 25 April 2024.
Biden menyampaikan pernyataan tersebut setelah menandatangani paket belanja menjadi undang-undang kurang dari satu hari setelah Senat menyetujuinya.
RUU tersebut mencakup lebih dari USD60,8 miliar untuk Ukraina, USD16,6 miliar untuk Israel, dan USD8 miliar untuk sekutu Indo-Pasifik untuk melawan Tiongkok.
RUU ini juga mengalokasikan hampir USD9,1 miliar untuk upaya kemanusiaan di seluruh dunia, termasuk di Gaza yang dilanda perang di mana serangan gencar Israel telah menyebabkan kehancuran dan penderitaan yang luas.
Serangan Israel di Jalur Gaza telah membuat lebih dari 75 persen dari sekitar 2,3 juta penduduk daerah kantong pesisir itu mengungsi dan mengakibatkan lebih dari 34.000 kematian, menurut pejabat kesehatan Gaza. Mayoritas korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Banyak dari mereka yang selamat telah mengungsi ke Rafah di Gaza selatan di mana Israel terus menjanjikan serangan terhadap kota tersebut meskipun mendapat tentangan luas dari dunia internasional, termasuk dari Amerika Serikat.
Kekhawatiran meningkat bahwa perang di sana akan menyebabkan peningkatan besar korban sipil. Perang ini juga semakin menggusur warga Palestina yang tidak punya tempat lain untuk pergi, di tengah berlanjutnya pembatasan Israel terhadap aliran bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan ke Gaza. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)