Amerika Serikat. Foto: Unsplash.
Washington: Perjuangan Federal Reserve AS (The Fed) melawan inflasi bisa memakan waktu lebih lama dari perkiraan. Namun, data inflasi yang lebih tinggi selama tiga bulan sejak awal 2024 telah mengancam akan melemahkan ekspektasi penurunan suku bunga tahun ini.
"Data baru-baru ini jelas tidak memberi kita kepercayaan diri yang lebih besar, dan malah menunjukkan kemungkinan akan memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan untuk mencapai kepercayaan tersebut," kata Ketua Fed Jerome Powell, dilansir Channel News Asia, Rabu, 17 April 2024.
Pada Maret, para pengambil kebijakan The Fed memperkirakan tiga kali penurunan suku bunga pada tahun ini, sehingga pasar memperkirakan penurunan suku bunga pertama akan dilakukan pada awal Juni.
Namun data inflasi konsumen Maret yang panas menyebabkan banyak pedagang mengevaluasi kembali dan memundurkan ekspektasi mereka.
Kemungkinan penurunan suku bunga
Menurut data CME Group pedagang berjangka kini menetapkan kemungkinan sekitar 70 persen The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertengahan September.
Dia mengatakan tingginya inflasi dapat mempertahankan tingkat pembatasan saat ini selama diperlukan.
"Pada saat yang sama, kami memiliki ruang yang signifikan untuk melakukan pelonggaran jika pasar tenaga kerja melemah secara tak terduga. Saat ini, mengingat kekuatan pasar tenaga kerja dan kemajuan inflasi sejauh ini, sangatlah tepat untuk memberikan kebijakan restriktif lebih lanjut dan membiarkan data serta prospek yang berkembang memandu kita," tambah Powell.
The Fed telah berjuang melawan kenaikan harga dengan menaikkan suku bunga sejak 2022, menaikkan suku bunga pinjaman utamanya ke level tertinggi dalam 23 tahun karena berupaya mencapai target inflasi jangka panjang sebesar dua persen.