Sekjen PBB Antonio Guterres. (EPA-EFE)
Marcheilla Ariesta • 23 October 2024 14:10
New York: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan kehadiran Sekretaris Jenderal Antonio Guterres pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-16. Kegiatan ini digelar selama tiga hari di kota Kazan, Rusia.
"Sekretaris Jenderal (Guterres) menghadiri pertemuan puncak BRICS, seperti yang dilakukan sebelumnya di Afrika Selatan," kata wakil juru bicara PBB Farhan Haq dalam sebuah konferensi pers, dilansir dari Anadolu, Rabu, 23 Oktober 2024.
"Ini adalah praktik standar dalam menghadiri pertemuan organisasi dengan sejumlah besar negara anggota penting," kata Haq.
Ia menambahkan ada sejumlah pertemuan yang sangat penting bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan hal tersebut menjadi alasan kehadiran Sekjen.
“Ditambah, negara-negara BRICS yang mewakili sekitar setengah dari populasi dunia,” lanjut Haq.
Dia menambahkan, Gutteres juga akan mengadakan beberapa pertemuan bilateral di sela-sela pertemuan puncak BRICS.
Para pemimpin negara-negara BRICS telah tiba di Kazan untuk menghadiri pertemuan puncak tersebut, yang diperkirakan akan dihadiri oleh 22 kepala negara dan enam kepala organisasi internasional.
Indonesia, sebagai negara yang diundang, mengirimkan Menteri Luar Negeri Sugiono yang baru saja dilantik pada Senin kemarin. Ini menjadi tugas pertamanya sebagai Menlu RI.
Menanggapi kritik atas penerimaan undangan dari Presiden Rusia Vladimir Putin oleh Sekjen PBB, Haq mengatakan Guterres juga bermaksud untuk mengunjungi Ukraina pada waktu yang tepat. Ia menegaskan kembali bahwa pernyataan PBB sebelumnya mengenai perang Rusia-Ukraina tetap berlaku.
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengecam kehadiran Guterres di KTT BRICS. Mereka menuduh Guterres menjauhi "pertemuan puncak perdamaian" mengenai perang di Ukraina.
“Sekretaris Jenderal PBB menolak undangan Ukraina ke Pertemuan Puncak Perdamaian Global pertama di Swiss," kata kementerian tersebut dalam sebuah posting di platform media sosial X.
“Namun, dia menerima undangan ke Kazan dari penjahat perang Putin. Ini adalah pilihan yang salah yang tidak memajukan tujuan perdamaian. Ini hanya merusak reputasi PBB,” lanjut pernyataan itu.
Selama KTT BRICS, Guterres diharapkan untuk mengangkat isu-isu yang tidak hanya menyangkut Ukraina dan Gaza, tetapi juga kebebasan navigasi di Laut Hitam.
Pertemuan puncak BRICS selama tiga hari melibatkan anggota lama kelompok tersebut, yakni Brasil, Rusia, India, Tiongkok dan Afrika Selatan, bersama dengan anggota barunya Mesir, Ethiopia, Iran dan Uni Emirat Arab.
Baca juga: Mendarat di Rusia, Menlu Sugiono Disambut dengan Makanan Tradisional Kazan