Israel terus melakukan serangan ke wilayah Lebanon. Foto: BBC
Fajar Nugraha • 24 October 2024 06:55
Beirut: Pemerintah Lebanon mengatakan pada Rabu sedikitnya 28 orang tewas akibat serangan Israel dalam 24 jam sebelumnya, sehingga jumlah korban tewas sejak Oktober 2023 menjadi 2.574.
Sesampainya di Lebanon untuk berunding tentang mengakhiri permusuhan, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan bahwa menyediakan senjata untuk Israel menimbulkan dilema.
“Di satu sisi, Israel diserang setiap hari dan tidak mendukungnya berarti orang-orang tidak (dilindungi). Di sisi lain, merupakan tanggung jawab Jerman untuk menegakkan hukum humaniter internasional,” ujar Baerbock, seperti dikutip AFP, Kamis 24 Oktober 2024.
Baerbock kemudian memperingatkan bahwa destabilisasi total Lebanon akan “berakibat fatal bagi masyarakat yang paling beragam agamanya di kawasan itu.”
"Tentara Israel telah berhasil melemahkan Hizbullah secara signifikan. Sekarang kita membutuhkan solusi diplomatik," klaim Baerbock.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah memberi tahu mitranya dari Israel bahwa AS sangat prihatin dengan “laporan serangan terhadap Angkatan Bersenjata Lebanon”.
Pentagon membacakan percakapan antara Austin dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant yang menyatakan bahwa menteri AS juga "menekankan pentingnya mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan keselamatan dan keamanan Angkatan Bersenjata Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian UNIFIL (PBB)."
Setelah menegaskan kembali "dukungan AS yang tak tergoyahkan dan abadi untuk Israel", Austin mendesak Israel untuk "mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengatasi situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza, dan untuk bekerja guna memanfaatkan peluang pembebasan sandera dan gencatan senjata yang dihadirkan oleh kematian Yahya Sinwar."