Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Susanto.
Arif Wicaksono • 17 September 2024 09:52
Jakarta: Rupiah menguat pada pembukaan perdagangan hari ini. Rupiah naik setelah investor mencermati peluang penurunan suku bunga The Fed pada Selasa, 17 September 2024.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi, meningkat 50 poin atau 0,32 persen menjadi Rp15.352 per USD dari sebelumnya sebesar Rp15.402 per USD.
Indeks dolar, yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang lainnya, turun 0,3 persen menjadi 100,69. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS telah turun menjelang pertemuan Fed yang sangat dinantikan, terutama karena peluang Fed untuk bersikap agresif dengan pemotongan suku bunga setengah poin semakin besar.
Imbal hasil obligasi 10 tahun acuan turun 30 basis poin dalam waktu sekitar dua minggu. Imbal hasil obligasi dua tahun, yang lebih erat kaitannya dengan ekspektasi kebijakan moneter, berada di sekitar 3,55 persen dan turun dari sekitar 3,94 persen dua minggu lalu.
Pertemuan Fed pada 17-18 September merupakan puncak dari minggu yang sibuk. Bank of England dan Bank of Japan juga akan mengumumkan keputusan kebijakan masing-masing pada Kamis dan Jumat.
Pembicara Fed dan rilis data selama bulan lalu telah membuat pasar mengubah peluang seputar besarnya pemotongan suku bunga minggu ini.
Pelaku pasar memperdebatkan apakah Fed akan menangkal pelemahan di pasar tenaga kerja dengan pemotongan agresif atau mengambil pendekatan menunggu dan melihat yang lebih lambat.
Pasar berjangka memperkirakan pemangkasan seperempat poin dari Fed pada Rabu. Namun mereka memprediksi sekitar 60 persen adanya pemangkasan sebesar 50 basis poin. Minggu lalu, peluang langkah yang lebih besar berada pada sekitar 15 persen.
"Semuanya tentang Fed dan pertanyaan tentang apakah akan ada pemangkasan besar sebesar 50 basis poin atau pemangkasan yang lebih kecil sebesar 25 basis poin," kata Kepala Analis di Nodea, Niels Christensen, dilansir Channel News Asia, Selasa, 17 September 2024.