Pemerintah dan pelaku industri kopi di Indonesia berupaya mengatasi kenaikan harga kopi di dunia. (Foto: Freepik)
Patrick Pinaria • 21 September 2024 14:11
Jakarta: Indonesia sedang dilanda tantangan besar di industri kopi, yakni melonjaknya harga kopi dunia. Akibatnya, kenaikan harga kopi juga terpaksa diberlakukan para pelaku industri kopi di Tanah Air.
Kenaikan harga kopi dialami dalam setahun terakhir, baik kopi jenis arabika maupun robusta. Menurut data Bursa Komoditas London, harga kopi robusta bahkan melonjak sekitar 14 persen periode Maret hingga Agustus 2024.
Adapun penyebab utama dari kenaikan harga ini adalah penurunan produktivitas kopi karena perubahan iklim. Di mana, kopi-kopi sulit berbuah karena dilanda cuaca ekstrem seperti El Nino, La Nina hingga Osilasi Madden-Julian.
Kondisi ini pun mendapat perhatian dari Presiden Joko Widodo. Dalam kunjungannya ke Lampung beberapa waktu lalu, Jokowi menyadari bahwa laju produksi kopi Indonesia tak sebanding dengan laju peningkatan konsumsi kopi, baik untuk di dalam negeri maupun untuk ekspor.
"Harga kopi ini sekarang terus naik meskipun kadang turun. Tapi kalau secara tahunan naik terus dan juga volumenya untuk permintaan, demand export juga naik terus. Inilah yang tadi saya sampaikan ke Menteri Pertanian agar memberi perhatian kepada kopi," kata Jokowi.
"Yang paling penting adalah produktivitas per hektarenya harus naik. Yang banyak masih 1 hektare, 1 ton, 2 ton. Harusnya bisa masuk ke 8 ton atau 9 ton karena negara lain bisa di angka-angka itu," lanjutnya.
Presiden pun meminta kepada Menteri Pertanian untuk meningkatkan produksi kopi Indonesia.
"Tugas kita bersama membuat produktivitas per hektarenya menjadi naik drastis dan itu bisa terjadi kalau ada perawatan yang baik, ada pupuk yang baik, ada jarak tanam yang mungkin lebih lebih rapat sehingga produktivitasnya per hektare bisa menjadi naik," tutur Jokowi.
Baca: Strategi Pelaku Industri Kopi Hadapi Kenaikan Harga Kopi Dunia |