Pertama Kali dalam Sejarah, Bukalapak Akhirnya Raup Untung

Bukalapak. Foto: Medcom.id.

Pertama Kali dalam Sejarah, Bukalapak Akhirnya Raup Untung

Arif Wicaksono • 30 April 2024 12:58

Jakarta: Bukalapak (BUKA) mencatat pencapaian laba pada kuartal pertama 2024. Ini menjadi salah satu momen penting dalam sejarah BUKA.

"Untuk pertama kalinya, kami meraih keuntungan berbasis EBITDA atau laba sebelum pajak yang disesuaikan per kuartal sepanjang tiga bulan pertama di 2024. Hasil ini dicapai melalui pertumbuhan pendapatan yang kuat, take rate yang terus meningkat terutama di segmen Online to Offline (O2O)," ujar Presiden Bukalapak Teddy Oetomo dalam keterangan tertulis, Selasa, 30 April 2024.
 

baca juga:

Pelaku Industri Sambut Positif Revisi UU ITE untuk Keamanan Transaksi Digital

Dia mengatakan BUKA terus fokus untuk mencapai tujuan pertumbuhan dan keuntungan yang berkelanjutan sambil terus memanfaatkan peluang pertumbuhan dalam bisnis Mitra Bukalapak, gaming, dan e-retail.

"Pencapaian ini adalah buah dari usaha dan fokus kami tersebut." tegas dia.

Pendapatan inti, dihitung sebagai laba bersih yang dilaporkan tidak termasuk keuntungan/kerugian investasi, nilai tukar, goodwill, dan non-recurring items, mencapai Rp185 miliar, meningkat pesat dibandingkan kerugian Rp117 miliar yang dialami perusahaan pada kuartal pertama tahun lalu. Basis modal, rasio modal, dan neraca keuangan BUKA tetap kuat dengan kas, setara kas, dan investasi likuid senilai Rp19,1 triliun.

Pertumbuhan pendapatan

Pendapatan tumbuh sebesar 16 persen YoY pada kuartal pertama, dengan peningkatan pertumbuhan sebesar 24 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu di segmen O2O. Pertumbuhan segmen O2O yang sangat baik tersebut didorong oleh optimalisasi dari portofolio produk yang ditawarkan dan peningkatan ragam layanan dengan cakupan lebih luas untuk Mitra sehingga mendukung kesuksesan Mitra yang terus berlanjut.

Sekitar 64 persen dari Total Processing Value (TPV) berasal dari luar wilayah Tier 1 di Indonesia, dan BUKA terus melihat pertumbuhan kuat dalam semua penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi di antara toko ritel mikro offline. Segmen O2O mewakili 55 persen pendapatan BUKA di kuartal pertama.

Margin kontribusi BUKA secara keseluruhan, dihitung sebagai laba kotor setelah biaya penjualan dan pemasaran, meningkat dari Rp104 miliar di kuartal pertama 2023 ke Rp124 miliar di kuartal pertama 2024. Margin kontribusi oleh segmen O2O sebagai persentase dari TPV naik 23 basis poin dari minus 0,10 persen dan kembali membawa angka positif untuk kedua kalinya sebesar 0,13 persen di kuartal pertama 2024.

Target BUKA

BUKA mengharapkan pendapatan dapat meningkat antara 15-20 persen menjadi setidaknya Rp5,104 triliun, dengan EBITDA yang bisa melebihi Rp200 miliar di 2024.

Menitikberatkan pada empat divisi, mitra, mobile, console game, ritel O2O, dan layanan keuangan, komitmen untuk memberikan yang terbaik dalam layanan bagi pelanggan terus menjadi kunci. Hal ini dilakukan melalui investasi dan inovasi dalam proposisi nilai pelanggan, menawarkan berbagai pilihan, pengalaman pengguna yang lebih baik di aplikasi, dan opsi pengiriman yang lebih baik.

"Penting bagi kami untuk terus menjaga kedisiplinan dalam hal biaya. Terdapat penurunan signifikan dalam biaya umum dan administrasi pada kuartal pertama, turun 36 persen QoQ menjadi Rp208 miliar. Investasi di bidang teknologi adalah komponen utama dalam mendorong efisiensi biaya. Digitalisasi ini membantu kami untuk terus meningkatkan pengalaman pengguna kami dan mengurangi waktu eksekusi transaksi," jelas dia.

Posisi modal yang kuat

Selain upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan efisiensi ditambah pertumbuhan yang stabil, BUKA juga memiliki posisi modal yang kuat dengan kas, setara kas, dan investasi likuid, termasuk obligasi pemerintah dan reksa dana senilai Rp19,1 triliun per 31 Maret 2024.

Neraca yang kuat memungkinkan perusahaan untuk berinvestasi dalam inovasi, memperluas pasar, mendiversifikasi produk, dan meningkatkan skala operasi di waktu yang tepat. Kemampuan untuk mengiringi pertumbuhan tersebut dengan pengembangan infrastruktur yang sesuai sehingga BUKA memiliki pondasi yang sangat kuat dan membentuk BUKA menjadi perusahaan yang lebih baik, lebih kuat, dan dapat memberikan penawaran beragam.

"Profitabilitas telah menjadi prioritas dibandingkan pertumbuhan. Menciptakan pertumbuhan yang menguntungkan secara berkelanjutan dan menciptakan nilai nyata sambil mengoptimalkan operasi dan menjaga disiplin keuangan adalah fokus utama tim manajemen di tahun-tahun mendatang," kata Teddy Oetomo.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arif Wicaksono)