Potensi Biomassa Menjanjikan, Indonesia Bisa Hasilkan Listrik 56,97 GW

Ilustrasi co-firing. Foto: Dokumen PLN

Potensi Biomassa Menjanjikan, Indonesia Bisa Hasilkan Listrik 56,97 GW

Annisa ayu artanti • 6 October 2023 09:59

Jakarta: Indonesia memiliki potensi bioenergi yang sangat besar dan bisa menjadi sumber energi masa depan. Bioenergi dapat menggantikan energi fosil dalam hampir semua bidang, seperti transportasi, ketenagalistrikan, industri, dan rumah tangga.
 
Pemanfaatan bioenergi, terutama produk biomassa, dapat menjadi sumber energi yang lebih baik untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dan diproyeksikan dapat membantu meningkatkan ketahanan energi nasional.
 
"Indonesia mempunyai potensi bioenergi sumber biomassa yang sangat besar yaitu setara dengan 56,97 GW listrik dan 2060 Indonesia akan membangun lebih dari 700 GW pembangkit energi terbarukan, dimana 60 GW berasal dari pembangkit listrik bioenergy," kata Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Strategi Percepatan Penerapan Energi Transisi dan Pengembangan Infrastruktur Energi, Ego Syahrial, dilansir dari laman Kementerian ESDM, Jumat, 6 Oktober 2023.
 
Ego menambahkan, selain pemanfaatan biomassa untuk pembangkit listrik, sumber daya tersebut juga akan dioptimalkan melalui program co-firing biomassa untuk Pembangkit Listrik Tenaga Batubara (Coal Fired Power Plant/CFPP) yang sudah ada.
 
Baca juga: PLN Manfaatkan Limbah PLTU sebagai Pupuk

Penerapan co-firing 

Penerapan co-firing telah dilakukan sejak 2020 dengan blending rate satu persen hingga 15 persen tergantung jenis boiler serta ketersediaan bahan baku.
 
"Biomass co-firing akan diterapkan pada 113 unit PLTU milik PLN di 52 lokasi dengan total kapasitas 18.664 MW, menggunakan berbagai sumber biomassa seperti serbuk gergaji, serpihan kayu, limbah sawit dengan tingkat pencampuran 5-15 persen," jelas Ego.
 
Tujuan pembakaran bersama biomassa pada PLTU yang ada adalah untuk memenuhi keekonomian penyediaan tenaga listrik, meningkatkan pangsa energi terbarukan dalam bauran energi nasional, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan menghijaukan PLTU lebih cepat.
 
"2023, co-firing akan diapikasikan di 42 lokasi. Proyek ini dapat menghasilkan 2.740 GWh energi ramah lingkungan dan mengonsumsi 2,2 juta ton biomassa," terang Ego.
 
Adapun hingga semester pertama tahun ini, co-firing telah diterapkan di 36 lokasi dan menghasilkan energi hijau sebesar 325 GWh, yang mengurangi emisi sebesar 321 ktCO2. Total biomassa yang digunakan pada pembangkit listrik tersebut adalah 306 kilo ton. Dan untuk mendukung pengembangan co-firing, Kementerian ESDM tengah menyelesaikan peraturan menteri tentang penerapan co-firing pada PLTU yang sudah ada. 
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)