Jalankan Demokrasi, Prabowo Diyakini Terbuka dan Menerima Kritik

Presiden Prabowo Subianto. Foto: Medcom/Siti Yona.

Jalankan Demokrasi, Prabowo Diyakini Terbuka dan Menerima Kritik

Kautsar Widya Prabowo • 30 October 2024 12:04

Jakarta: Presiden Prabowo Subianto disebut paham betul tengah memimpin negara demokrasi. Atas dasar itu, Prabowo diyakini terbuka dan menerima kritik.

"Dengan catatan, jika kritik diarahkan pada hal-hal yang substansial," kata pengamat politik Citra Institute Efriza, dalam keterangan tertulis, Rabu, 30 Oktober 2024.

Menurut dia, kritik merupakan konsekuensi negara hukum, dan dilindungi regulasi. Namun, sejatinya kritik yakni menyasar substansi dan bersifat membangun.

Atas dasar itu, Efriza menyayangkan banyaknya kritik yang tak substantif usai Prabowo dilantik. Misalnya, terkait Magelang Retreat, atau yang teranyar yakni monolog soal kehadiran Sufmi Dasco Ahmad, saat Prabowo mengumumkan kabinet.
 

Baca juga: 

Lestari Moerdijat: Rakyat Optimis terhadap Pemerintahan Prabowo


Efriza menyayangkan kritik yang dilontarkan kritikus politik Refly Harun itu. Sebab, menyoal kehadiran Ketua Tim Gugus Tugas Singkronisasi Prabowo-Gibran, Sufmi Dasco Ahmad, saat Presiden Prabowo mengumumkan kabinet.

"Kritik Refly ini, menurut saya, sangat tidak substansial. Argumentasinya juga cukup mengada-ada," kata Efriza.

Menurut dia, kritik tersebut lebih ke arah julid, tak substantif, dan tidak konstruktif. Sebab, Sufmi Dasco merupakan Ketua Tim Gugus Tugas Singkronisasi Prabowo-Gibran, yang salah satu tugasnya membantu menyusun kabinet.

"Ketika kemudian Prabowo Subianto meminta Sufmi Dasco Ahmad untuk mendampingi pada saat mengumumkan kabinet, tentu hal ini sangat wajar," kata Efriza.

Dia menilai kehadiran Dasco saat Prabowo mengumumkan kabinet diperlukan. Karena, ketika Prabowo membutuhkan informasi secara cepat, Sufmi Dasco bisa memberikannya.

Memang, kata Efriza, masa bakti Tim Gugus Tugas Singkronisasi Prabowo-Gibran berakhir saat Prabowo Subianto dilantik sebagai presiden. Namun, fungsi utama tim sebagai penyusun kabinet, tak bisa dinafikan. 

Efriza menyayangkan kritik Refly yang tak substantif dan jauh dari kesan konstruktif. Sebab, dengan kemampuan intelektual Refly, seharusnya kritik lebih bernas.

"Rasanya cukup tidak elok jika kemudian kritik yang diarahkan hanya “yang penting kritik” tanpa dibarengi dengan substansi yang memadai," kata dia.

Menurut Efriza, kritik Refly dalam negara demokrasi seharusnya menjadi vitamin. Dengan catatan, kritik membangun dan menyasar pada substansi, bukan atas dasar ketidaksukaan.

"Tentu akan berimplikasi terhadap lemahnya substansi kritik dan dalil argumentasi yang tidak kuat serta tidak rasional. Yang pada ujungnya, kritik hanya akan bersifat trivial (bernilai nol/receh). Selain itu, kritik semacan ini bisa dikategorikan sebagai julid semata," kata dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)