Oreshnik, Rudal Rusia Berkecepatan Mach 10 yang Diklaim Tak Tertandingi

Peluncur roket milik Rusia. Foto: EFE

Oreshnik, Rudal Rusia Berkecepatan Mach 10 yang Diklaim Tak Tertandingi

Fajar Nugraha • 26 November 2024 10:06

Moskow: Kota Dnipro di Ukraina menjadi saksi serangan udara dahsyat oleh Rusia pada Kamis 21 November 2024  malam. Salah satu rudal yang digunakan, yang disebut Presiden Vladimir Putin sebagai Oreshnik, menarik perhatian dunia karena diklaim memiliki kecepatan Mach 10 dan kemampuan yang belum pernah ada sebelumnya.

Melansir dari BBC, Senin 25 November 2024, pernyataan Putin ini disampaikan melalui pidato televisi beberapa jam setelah serangan tersebut.

Rudal Oreshnik, yang berarti pohon hazel dalam bahasa Rusia, disebut mampu melaju dengan kecepatan Mach 10, atau sekitar 10 kali kecepatan suara. 

Putin mengklaim rudal ini tidak dapat dihadang oleh sistem pertahanan udara manapun dan menyatakan bahwa serangan tersebut berhasil mengenai fasilitas industri besar di Dnipro yang digunakan untuk memproduksi persenjataan militer. Ia menambahkan, tes rudal ini akan terus berlanjut, termasuk dalam kondisi perang.

Namun, para ahli militer belum mencapai konsensus tentang jenis rudal ini. Intelijen militer Ukraina menduga Oreshnik adalah rudal balistik antarbenua (ICBM) jenis baru yang dikenal sebagai Kedr. 

Berdasarkan laporan mereka, rudal tersebut memiliki kecepatan Mach 11 dan menempuh jarak lebih dari 1.000 km dari wilayah Astrakhan, Rusia, hanya dalam 15 menit. Lebih lanjut, rudal ini diduga membawa enam kepala peluru, masing-masing dilengkapi enam sub-munisi.

Kecepatan dan manuver rudal

Kecepatan rudal menjadi salah satu aspek krusial yang ditekankan Putin. Semakin cepat rudal melaju, semakin sulit bagi sistem pertahanan udara lawan untuk bereaksi. 

Dengan kecepatan hipersonik, Oreshnik mampu meningkatkan energi kinetik selama fase penurunan, memungkinkan rudal ini bermanuver dengan lebih sulit diprediksi dan membuat sistem pertahanan seperti Patriot yang dimiliki Ukraina kesulitan mencegatnya.

Selama konflik ini, Ukraina telah berhasil mencegat sekitar 80% rudal yang diluncurkan Rusia. Namun, dengan kecepatan tinggi dan kemampuan manuver Oreshnik, Rusia tampaknya berupaya menurunkan angka keberhasilan itu.
 

Jangkauan rudal

Pakar militer Rusia, Ilya Kramnik, mengatakan rudal ini kemungkinan berada pada kisaran rudal jarak menengah generasi baru dengan jangkauan antara 2.500 hingga 3.000 km, bahkan mungkin hingga 5.000 km. Jika benar, hampir seluruh wilayah Eropa berada dalam jangkauannya, meskipun Amerika Serikat tidak termasuk dalam radius tersebut.

Kramnik juga menyebut bahwa Oreshnik kemungkinan merupakan versi kecil dari sistem rudal Yars-M, sebuah ICBM. Rudal ini diduga menggunakan kepala peluru dengan panduan independen yang lebih canggih. 

Sementara itu, analis lain, Dmitry Kornev, menyatakan bahwa Oreshnik bisa saja dikembangkan dari rudal Iskander dengan mesin generasi baru yang lebih besar dan canggih.

Efektivitas di lapangan

Analis militer Rusia, Vladislav Shurygin, menyebut bahwa Oreshnik mampu menembus sistem pertahanan rudal modern, bahkan dapat menghancurkan bunker yang sangat terlindungi tanpa menggunakan hulu ledak nuklir. Namun, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa serangan di Dnipro menghancurkan fasilitas bawah tanah.

Sementara itu, Justin Crump, CEO Sibylline, menyatakan bahwa rudal baru ini memiliki potensi besar untuk melemahkan sistem pertahanan udara Ukraina. 

“Rudal balistik jarak pendek Rusia telah menjadi ancaman signifikan bagi Ukraina selama konflik ini. Sistem yang lebih cepat dan canggih seperti Oreshnik akan meningkatkan ancaman itu berkali lipat,” katanya.

Serangan Oreshnik di Dnipro menambah dimensi baru dalam konflik Ukraina-Rusia, memicu perhatian global terhadap kemampuan teknologi militer Rusia dan potensi dampaknya pada dinamika perang yang sedang berlangsung. (Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)