Harga Minyak Dunia Mulai Mendingin

Ilustrasi kilang minyak. Foto: Unsplash.

Harga Minyak Dunia Mulai Mendingin

Arif Wicaksono • 19 April 2024 08:06

Texas: Harga minyak dunia mulai mendingin pada pembukaan perdagangan hari ini. Minyak tertekan setelah sanksi dari sekutu AS kepada Iran akan membuat gencatan senjata.
 

baca juga:

Konflik Iran-israel Berpotensi Ganggu Distribusi Minyak Dunia


Minyak dunia acuan Brent untuk kontrak Juni 2024 melemah 0,03 persen ke level USD86,93 par barel. Kemudian minyak dunia acuan WTI melemah 0,13 persen dengan berada pada level USD82,61 per barel.

Di AS, jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran tidak berubah pada tingkat yang rendah pada minggu lalu. Hal ini menunjukkan berlanjutnya penguatan pasar tenaga kerja.

Namun, laporan lain menunjukkan penjualan rumah lama di AS turun pada Maret karena kenaikan suku bunga dan harga rumah membuat pembeli enggan masuk ke pasar.

Survei manufaktur Federal Reserve Philadelphia menunjukkan hasil yang jauh lebih tinggi dari perkiraan para ekonom. Nilai tersebut melonjak menjadi 15,5 pada April, jauh di atas perkiraan konsensus para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones sebesar 2,5.

"Rilis data makroekonomi pagi ini beragam, dengan klaim pengangguran awal tidak berubah dari minggu sebelumnya (sementara) penjualan rumah di AS sebelumnya turun," Analis Konsultan Energi Gelber and Associates dikutip dari Investing.

Ketahanan pasar tenaga kerja AS, yang menggerakkan perekonomian, bersama dengan peningkatan inflasi telah menyebabkan pasar keuangan dan beberapa ekonom memperkirakan Federal Reserve AS akan menunda pemotongan suku bunga hingga September. Suku bunga tinggi akan membuat harga minyak dunia menjadi mahal bagi importir minyak.

Di sisi pasokan, Venezuela, anggota OPEC, kehilangan izin utama AS yang memungkinkannya mengekspor minyak ke pasar di seluruh dunia, yang akan berdampak pada volume dan kualitas penjualan minyak mentah dan bahan bakarnya.

Sanksi kepada Iran

AS juga mengumumkan sanksi terhadap Iran, anggota OPEC lainnya, yang menargetkan produksi drone di negara tersebut setelah serangan pesawat tak berawak ke Israel akhir pekan lalu.

Namun sanksi tambahan menghindari industri minyak Iran. Iran adalah produsen minyak terbesar ketiga di Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Analis di penasihat energi Ritterbusch and Associates mengatakan sanksi terhadap Venezuela dan Iran sudah sebagian besar diabaikan oleh pasar.

Investor sebagian besar telah melepaskan premi risiko geopolitik pada harga minyak dalam tiga sesi terakhir di tengah persepsi bahwa setiap pembalasan Israel terhadap serangan Iran pada 13 April akan dimoderasi oleh tekanan internasional.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)