Ilustrasi IKN Nusantara. Foto: Dokumen Kementerian PUPR
Annisa Ayu Artanti • 13 August 2024 11:45
Jakarta: Presiden Joko Widodo meminta para investor agar tidak ragu berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN). Sebab, Presiden terpilih Prabowo Subianto telah menyetujui percepatan pembangunan kota tersebut.
"Untuk anggaran tadi pagi Presiden terpilih Prabowo Subianto sudah menyetujui percepatan pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara. Jadi para investor tak perlu ragu terhadap komitmen pemerintah berikutnya," kata Jokowi dikutip, Selasa, 13 Agustus 2024.
Dia mengatakan terdapat 472 investor yang sudah mengajukan dan menandatangani surat pernyataan minat (LOI) dengan OIKN. Tetapi pihak otorita IKN tetap menyeleksi. Dari total tersebut terdapat 220 investor yang memang serius dan ingin masuk ke Ibu Kota Negara Nusantara.
"Semuanya tetap diseleksi, tidak ada langsung bisa (masuk), semuanya diseleksi. Saat ini apabila Bapak-Ibu investasi di Ibu Kota Nusantara, tanda tangan perjanjian kerja sama (PKS) cepat, dan setelah tanda tangan itu nanti dari Kementerian BPN akan mengeluarkan HGB-nya maksimal dalam waktu sebelas hari, sangat cepat sekali," ucap dia.
BCA bangun kantor di IKN
Lebih lanjut, Jokowi menghargai investasi yang dilakukan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang sudah masuk ke IKN dengan membangun kantor di sana.
"Kalau BCA sudah berani masuk ke sebuah wilayah, BCA sudah berani masuk investasi ke Nusantara, artinya investasi di Ibu Kota Nusantara ini pasti sangat menguntungkan," ujar dia.
Kepala negara itu mengatakan hal demikian karena kalkulasi dan hitung-hitungannya emiten berkode BBCA dalam memutuskan berinvestasi seringkali tepat.
"Karena memang BCA adalah sebuah jaminan, enggak mungkin BCA berani investasi di sini kalau tidak ada keuntungan yang akan diperoleh dari BCA," ungkap dia.
Ia pun berharap dari 220 investor yang akan diseleksi oleh Otorita IKN segera merealisasikan investasinya di Ibu Kota Negara Nusantara.
"Meskipun sekarang ini memang kita masih memprioritaskan investasi yang berasal dari dalam negeri, meskipun juga ada permintaan-permintaan investor dari luar, tetapi sekali lagi, yang diprioritaskan adalah investor dari dalam negeri terlebih dahulu, baru kemudian investor dari luar," tutur dia.