Pertama Kalinya, Harga Minyak Dunia Anjlok di Bawah USD70 per Barel

Ilustrasi. Foto: Freepik

Pertama Kalinya, Harga Minyak Dunia Anjlok di Bawah USD70 per Barel

Annisa Ayu Artanti • 7 December 2023 09:16

Jakarta: Harga minyak pada Rabu waktu setempat ditutup di bawah USD70 per barel untuk pertama kalinya sejak Juni.

Penurunan tersebut lebih besar dari perkiraan dalam persediaan mingguan. Di sisi lain ada kekhawatiran tentang melimpahnya suplai yang menumpulkan dampak pengurangan suplai OPEC+ yang ditetapkan untuk awal tahun depan.

Melansir Investing, Kamis, 7 Desember 2023, harga minyak mentah berjangka AS diperdagangkan 4,1 persen lebih rendah pada USD69,38 per barel. Sementara kontrak Brent turun 3,8 persen menjadi USD74,30 per barel.

Penarikan persediaan AS yang lebih besar mengurangi kekhawatiran surplus pasokan

Data dari kelompok industri American Petroleum Institute menunjukkan bahwa persediaan minyak naik 594 ribu barel dalam sepekan hingga 1 Desember, dibandingkan dengan ekspektasi untuk penurunan lebih dari dua juta barel.

Persediaan minyak mentah mingguan AS turun 4,6 juta barel, dibandingkan dengan perkiraan penurunan sebesar 1,03 juta barel. Sementara persediaan bensin melonjak 5,4 barel, jauh di atas ekspektasi kenaikan satu juta barel.

Lonjakan pasokan bensin terjadi tepat ketika data menunjukkan pada awal pekan ini, produksi minyak harian AS mencapai rekor tertinggi pada September.
Hal itu menambah kekhawatiran meningkatnya pasokan non-OPEC akan mengimbangi dampak dari pemangkasan yang dijanjikan OPEC+ sebesar 2,2 juta barel per hari yang dijadwalkan untuk awal tahun depan.

Baca juga: Penguatan Dolar AS hingga Kekhawatiran Pasokan Tekan Harga Minyak Dunia

Data pekerjaan AS menambah kekhawatiran ekonomi

Seiring dengan kekhawatiran OPEC+ tidak akan dapat mengurangi tingkat pasokan tahun depan, kekhawatiran meningkat tentang pendinginan aktivitas ekonomi global tahun depan, dan dengan demikian permintaan minyak mentah terkait.

Data yang dirilis pada Rabu menunjukkan pertumbuhan gaji swasta AS secara melambat di November. Sebuah pertanda lain kampanye kenaikan suku bunga Federal Reserve yang agresif dapat memukul pertumbuhan ekonomi AS.

Hal ini terjadi setelah lembaga pemeringkat Moody menurunkan prospek kreditnya di RRT dan menandai peningkatan risiko ekonomi di negara itu akibat penurunan pasar properti dan kurangnya stimulus dari pemerintah.

RRT adalah importir minyak terbesar di dunia, dan telah secara stabil membangun persediaan minyaknya tahun ini.

Kekhawatiran terhadap RRT juga ditambah dengan lemahnya pertumbuhan ekonomi dari sebagian besar negara-negara besar. Data PMI dari Jepang, AS, dan zona euro sebagian besar mengecewakan di November.

Sementara itu, Arab Saudi menurunkan harga jual resminya untuk sebagian besar pembeli untuk pengiriman Januari minggu ini karena permintaan minyak yang lemah dan harga minyak yang lebih rendah.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Annisa Ayu)