Ilustrasi. Foto: Freepik
Annisa Ayu Artanti • 20 December 2024 10:30
Jakarta:
Harga minyak diperdagangkan secara beragam pada Kamis. Harga kontrak WTI tertekan oleh dolar yang kuat setelah nada hawkish yang muncul dari Federal Reserve sementara pelonggaran kebijakan moneter di Eropa mendukung Brent.
Melansir Investing.com, Jumat, 20 Desember 2024, pada pukul 09:00 WIB (14:00 GMT), minyak berjangka Brent naik 0,6 persen pada USD73,80 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate turun 0,1 persen menjadi USD70,50 per barel.
Penguatan dolar pascakenaikan suku bunga The Fed
Dolar AS melonjak ke level tertinggi lebih dari dua tahun pada Rabu, setelah The Fed memangkas proyeksi penurunan suku bunga pada 2025.
Bank sentral saat ini hanya memperkirakan hanya dua kali pemangkasan 25 basis poin di tahun mendatang, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yaitu empat kali pemangkasan.
Ilustrasi. Foto: ICDX
The Fed juga memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, meskipun langkah ini sebagian besar sudah diperhitungkan oleh pasar.
Prospek the Fed memicu penurunan tajam di seluruh pasar yang digerakkan oleh risiko, sekaligus mendorong dolar.
Dolar yang lebih kuat menekan permintaan minyak dengan membuat komoditas ini menjadi lebih mahal bagi pembeli internasional.
Namun, kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi global akan mendingin di bawah suku bunga yang relatif lebih tinggi, membatasi permintaan minyak.
Minyak juga mendapat dukungan dari harapan Tiongkok
Meskipun demikian, harga minyak mentah mengalami kenaikan pada minggu ini, terutama setelah adanya tanda-tanda stimulus fiskal yang lebih rumit di negara importir minyak terbesar di dunia, Tiongkok.
Melemahnya permintaan Tiongkok telah menjadi titik perhatian utama bagi pasar minyak, karena negara Tirai Bambu itu tengah bergulat dengan penurunan ekonomi yang berkepanjangan.