Gelembung Kecerdasan Buatan Bakal Terjadi hingga 2025

Kecerdasan buatan. Foto: Unsplash.

Gelembung Kecerdasan Buatan Bakal Terjadi hingga 2025

Arif Wicaksono • 4 July 2024 18:53

New York: Setelah S&P 500 telah menembus rekor tertinggi tahun ini, dan kegilaan terhadap kecerdasan buatan akan terus terjadi hingga 2025.
 

baca juga:

Bank UBS: Konsumen Mulai Terbiasa dengan Kecerdasan Buatan


Kepala Ekonom Capital Economics Neil Shearing menjelaskan pada tahun depan, indeks acuan akan mencapai puncaknya pada 7.000. Kenaikan ke level tersebut akan menandai kenaikan indeks acuan sebesar 27 persen dari posisi saat ini.

Meskipun seruan awal terhadap AI menunjukkan bahwa kenaikan tersebut dapat berlangsung selama bertahun-tahun yang akan datang, Shearing berpendapat ini adalah sebuah gelembung yang ditakdirkan untuk meletus.

 “Jika kita benar dalam berpikir gelembung harga aset sedang berkembang karena AI, seperti yang terjadi pada teknologi terobosan lainnya maka kemungkinan besar gelembung tersebut akan semakin meningkat sebelum meledak,” ujar dia dikutip dari Business Insider, Kamis, 4 Juli 2024.

 Meskipun para pecinta pasar AI telah membandingkannya dengan gelembung dot-com pada 2000, beberapa pihak menolak analogi tersebut dan menyatakan para pemberi manfaat AI saat ini sama sekali tidak dinilai terlalu tinggi dibandingkan rekan-rekan mereka yang berasal dari internet.

"Saya kira kita akan terus mendapatkan pertumbuhan pendapatan yang solid, hanya saja antusiasme investor mungkin melebihi pertumbuhan pendapatan tersebut,” ujarnya.

Meskipun para investor telah menaruh perhatian pada teknologi ini dengan gagasan bahwa teknologi ini akan mendorong peningkatan produktivitas besar-besaran di tahun-tahun mendatang, catatan perusahaan tersebut menunjukkan manfaat-manfaat tersebut baru akan mulai terlihat pada akhir dekade ini.

"Apa yang tampaknya terjadi adalah AI mengikuti Siklus Gartner Hype, yang menggambarkan bagaimana pandangan tentang dampak teknologi baru berkembang seiring waktu,” tulis Shearing.

Dampak minim AI

Kemudian kemungknan selanjutnya adalah pesimisme, sebelum teknologi benar-benar mulai memberikan dampak positifnya pada perekonomian. Beberapa bulan terakhir muncul keraguan baru mengenai seberapa besar dampak AI sebenarnya.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Daron Acemoglu dari MIT menunjukkan peningkatan produktivitas terlalu dilebih-lebihkan. Sebaliknya, AI hanya akan berkontribusi satu persen terhadap pertumbuhan PDB global selama 10 tahun ke depan.

Bulan lalu, Goldman Sachs memperingatkan bahwa laba atas investasi AI mungkin mengecewakan bagi perusahaan: meskipun perusahaan-perusahaan besar diperkirakan menghabiskan USD1 triliun untuk teknologi ini di tahun-tahun mendatang, kinerja AI mungkin tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)