Inflasi Utama Sri Lanka Turun Tajam Jadi 6,3% di Juli 2023

Ilustrasi. FOTO: AFP

Inflasi Utama Sri Lanka Turun Tajam Jadi 6,3% di Juli 2023

Angga Bratadharma • 1 August 2023 12:52

Kolombo: Departemen Statistik Sri Lanka mengatakan Tingkat inflasi utama Sri Lanka turun setengahnya dan menjadi 6,3 persen pada Juli dibandingkan dengan level 12 persen pada Juni. Pencapaian itu menandai pertama kalinya inflasi turun menjadi satu digit dalam beberapa bulan untuk ekonomi yang sedang dilanda krisis.

Mengutip The Business Times, Selasa, 1 Agustus 2023, tingkat inflasi yang melonjak telah memukul ekonomi selama lebih dari setahun setelah krisis valuta asing yang parah memicu krisis keuangan terburuk di pulau Samudra Hindia itu dalam tujuh dekade.

Indeks Harga Konsumen Kolombo (CCPI) mencerminkan inflasi makanan, mencapai negatif 1,4 persen dari 4,1 persen di Juni. Inflasi non-makanan mencapai 10,5 persen, Departemen Sensus dan Statistik mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Dalam enam bulan terakhir, inflasi berangsur-angsur mereda dari level tertinggi 50,6 persen pada Februari setelah pemerintah mengubah tahun dasar inflasi dalam perhitungannya dari 2013 menjadi 2021. September lalu, inflasi melonjak menjadi 69,8 persen, dengan inflasi makanan mencapai 94 persen.

"Inflasi melambat lebih cepat dari yang diharapkan, sebagian dibantu oleh apresiasi rupee, yang membuat impor lebih murah. Kami memperkirakan inflasi akan terus berkurang dan mengakhiri tahun di bawah lima persen," kata Kepala Penelitian Acuity Stockbrokers Shehan Cooray.

Setelah Sri Lanka mendapatkan dana talangan USD2,9 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF) pada Maret, tekanan ekonominya perlahan mereda, dengan mata uangnya menguat sekitar 10 persen tahun ini dan cadangan membaik.

Inflasi turun tajam dalam dua bulan terakhir dari tingkat pelarian yang terlihat sebelumnya, sebagian karena efek dasar statistik, tetapi juga dibantu oleh panen yang lebih baik, dan rupee yang lebih kuat, yang telah menurunkan biaya makanan, bahan bakar, dan listrik.

Tetapi ekonomi diperkirakan mencatat kontraksi dua persen, menurut perkiraan pemerintah, setelah menyusut 7,8 persen tahun lalu. Sedangkan bank sentral Sri Lanka (CBSL) diperkirakan melanjutkan pelonggaran suku bunga pada paruh kedua tahun ini untuk meningkatkan pertumbuhan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Angga Bratadharma)