6 Imigran Tewas, Prancis Ambil Alih Penyelidikan Tenggelamnya Kapal Migran

Ilustrasi: Medcom.id

6 Imigran Tewas, Prancis Ambil Alih Penyelidikan Tenggelamnya Kapal Migran

Marcheilla Ariesta • 14 August 2023 16:55

Paris: Jaksa Paris mengambil alih penyelidikan atas kematian sedikitnya enam migran yang kapalnya tenggelam saat mencoba menyeberangi Selat antara Prancis dan Inggris. Pengalihan penyelidikan dilakukan saat polisi memburu para penyelundup yang bertanggung jawab. 

 

Jaksa di pelabuhan Boulogne membuka penyelidikan pada Sabtu, beberapa jam setelah tragedi itu. Tetapi penyelidikan dialihkan ke Paris, kata pejabat di kedua kantor. 

 

Tercatat enam pria Afghanistan tewas ketika sebuah perahu migran yang diduga membawa hingga 66 orang menuju Inggris tenggelam di selat pada dini hari Sabtu. 

 

"Sebagian besar penumpang adalah warga Afghanistan dengan beberapa orang Sudan dan beberapa anak di bawah umur," kata otoritas pesisir Prancis, Premar, dilansir dari AFP, Senin, 14 Agustus 2023. 

 

Penjaga pantai Inggris dan Prancis menyelamatkan 59 orang, tetapi jumlah korban tewas masih kemungkinan bertambah. 

 

Meski pencarian laut dihentikan saat malam tiba pada Sabtu, kapal-kapal yang melewati Selat di hari Minggu diimbau untuk waspada. Premar menekankan pada Minggu, "Kami tidak tahu apakah kami benar-benar mencari seseorang." 

 

Pada Sabtu, Menteri Muda Kelautan Prancis, Herve Berville, mengecam 'pedagang kriminal' yang katanya berada di balik kematian tersebut. Ia berjanji untuk melawan jaringan penyelundupan mereka. 

 

Pada Minggu, sekitar 200 orang berkumpul di Calais ke pelabuhan untuk memberikan penghormatan kepada mereka yang meninggal. 

 

Mereka berbaris di belakang spanduk besar yang mencantumkan nama 376 migran yang menurut para aktivis tewas saat mencoba menyeberangi Selat yang berbahaya sejak 1999. 

 

"Orang-orang ini mati karena ketidakpedulian umum," demikian pernyataan dari ‘Deces’ (Kematian), aliansi asosiasi yang mengatur penguburan atau pemulangan para korban penyeberangan. 

 

Pernyataan tersebut mengecam pemerintah karena terus-menerus melecehkan para migran dan menyangkal hak-hak dasar mereka. Deces mempertanyakan pihak berwenang di Inggris dan Prancis akan mengizinkan para penyintas kapal karam untuk dipersatukan kembali dengan keluarga mereka. 

 

Meski berbahaya, migran lain yang berkemah di sepanjang pantai utara Prancis, tetap bertekad untuk mencoba menyeberang. 

 

“Menyeberangi Selat, itu mempermainkan hidup kita,” kata Hajji Mahmud, dari salah satu perkemahan darurat di Loon-Plage. 

 

Tetapi karena baik pemerintah Prancis maupun Inggris tidak mau membantu. "Kami akan menderita sampai kami berhasil menyeberang," lanjutnya. 

 

Selat antara Prancis dan Inggris adalah salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia dan arus yang kuat adalah hal biasa. 

 

Sekitar 1.000 migran berada di pantai utara Prancis menunggu kesempatan untuk menyeberangi Selat, menurut pihak berwenang. 

 

Lebih dari 100.000 migran telah menyeberangi Selat dengan perahu kecil dari Prancis ke Inggris tenggara sejak Inggris mulai secara terbuka mencatat kedatangan mereka pada 2018, ungkap angka resmi pada Jumat. 

 

Pihak berwenang Prancis telah meningkatkan patroli dan tindakan pencegahan lainnya setelah London pada Maret setuju untuk mengirim Paris ratusan juta euro setiap tahun untuk upaya tersebut. 

 

Tahun lalu tercatat 45.000 migran melakukan penyeberangan di Selat ini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)