Kejagung Bantah Klaim Nadiem Bikin Irit Rp1,2 T: Negara Malah Rugi Rp2,1 T

Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim. Foto: Dok Kejagung.

Kejagung Bantah Klaim Nadiem Bikin Irit Rp1,2 T: Negara Malah Rugi Rp2,1 T

Candra Yuri Nuralam • 9 December 2025 16:48

Jakarta: Kejaksaan Agung (Kejagung) menegaskan kerugian negara Rp2,1 triliun, dalam kasus dugaan korupsi pengadaan sistem Chromebook yang menjerat eks Mendikbudristek Nadiem Makarim. Penegasan ini membantah klaim kubu Nadiem, yang mengatakan proyek itu membuat negara untung Rp1,2 triliun.

“Total kerugian negara mencapai lebih dari Rp2,1 triliun,” kata Direktur Penuntutan Jaksa Agung Muda bidang Pidana Khusus Kejagung Riono Budi Santoso di Kantor Kejagung, Jakarta Selatan, dikutip pada Selasa, 9 Desember 2025.

Riono mengatakan, ada peningkatan kerugian negara dari hitungan awal dalam kasus Nadiem. Terbilang, Kejagung awalnya memperkirakan kasus ini merugikan negara Rp1,9 triliun.

Kejagung menegaskan bisa mempertanggungjawabkan klaim kerugian negara ini dalam persidangan. Para tersangka, termasuk Nadiem disebut membeli barang yang lebih mahal dari harga biasanya.

“Dari hasil perhitungan kerugian negara, diperoleh angka yaitu kemahalan harga Chromebook,” ucap Riono.
 


Menurut Riono, ada Rp621,3 miliar pengadaan Chrome Device Management (CDM) yang sejatinya tidak diperlukan. Hitungan pastinya akan dibeberkan dalam persidangan.

Di sisi lain, kubu Nadiem Makarim mantap menjalani persidangan kasus dugaan korupsi dalam pengadaan sistem Chromebook. Peradilan itu diklaim akan menjelaskan bahwa Nadiem membuat negara mengirit anggaran.

“Masyarakat akan dapat mengetahui bahwa kebijakan yang dilakukan Pak Nadiem terkait penggunaan operating system Chrome telah menghemat keuangan negara setidaknya sekitar Rp1,2 triliun,” kata Kuasa Hukum Nadiem, Dody Abdulkadir di Jakarta, dikutip pada Selasa, 9 Desember 2025.

Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim. Foto: Dok Kejagung.

Dody mengatakan, sistem Chromebook lebih murah ketimbang Windows. Kubu Nadiem meyakini kebijakan ini menguntungkan sektor pendidikan di Indonesia pas covid-19 melanda.

“Kebijakan tersebut telah mengatasi kendala pendidikan pada saat covid-19, sehingga proses pendidikan tetap berjalan dengan baik,” ucap Dody.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(M Sholahadhin Azhar)