Caption: Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menjenguk korban kecekakaan dirawat di RS Bina Sehat Jember. Dokumentasi/ Humas Pemprov Jatim.
Surabaya: Polres Probolinggo, Jawa Timur, tengah menyelidiki tragedi kecelakaan bus pariwisata yang menewaskan delapan orang, termasuk tenaga kesehatan asal Jember, di jalur wisata Bromo, Probolinggo, Minggu, 14 September 2025. Selain polisi, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), juga dipastikan turun gunung untuk melakukan investigasi mendalam.
"Sekarang sedang dilakukan investigasi oleh tim Lantas Polres Probolinggo. Sudah dikoordinasikan dengan Balai Besar Jalan Nasional karena jalur ini adalah jalan nasional. Dalam waktu dekat, KNKT juga akan turun melakukan investigasi," kata Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Selasa, 16 September 2025.
Khofifah menganggap peristiwa kecelakaan ini tidak bisa dianggap sekadar musibah biasa. Menurutnya ada indikasi kegagalan sistem keselamatan jalan raya yang harus segera dievaluasi secara komprehensif.
Ia pun menyoroti kondisi geografis jalur Bromo yang rawan kecelakaan karena turunan panjang dan tikungan tajam. Di sejumlah daerah lain, jalur serupa biasanya dilengkapi dengan jalur penyelamat (escape lane) berisi pasir untuk mengantisipasi kendaraan yang mengalami rem blong. Namun, fasilitas vital tersebut hingga kini belum tersedia di titik maut Probolinggo.
"Kalau kita melihat di beberapa daerah ada jalur khusus diisi pasir sebagai jalur penyelamat. Fungsinya, jika kendaraan rem blong, sopir bisa mengarahkan ke jalur itu sehingga tidak membahayakan," jelas Khofifah.
Meski rekomendasi pembangunan jalur penyelamat akan menunggu hasil evaluasi KNKT, desakan agar pemerintah pusat segera bertindak semakin menguat. Pasalnya jalur menuju Bromo merupakan destinasi wisata internasional dengan lalu lintas padat, sehingga potensi kecelakaan berulang terbuka lebar jika tidak segera ditangani.
Kecelakaan maut menimpa rombongan wisatawan asal Desa Serut, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, yang menggunakan dua minibus. Tiga orang tewas di lokasi, sementara lima korban lainnya meninggal saat mendapat perawatan di rumah sakit.
Puluhan penumpang mengalami luka berat maupun ringan dan dievakuasi ke sejumlah rumah sakit, dengan RS Bina Sehat Jember sebagai rujukan utama.
Hingga kini, sembilan korban telah menjalani operasi besar, sementara lainnya masih dirawat intensif. Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Pemkab Jember memberikan pendampingan, santunan, serta fasilitasi perawatan medis bagi para korban.