Politikus sayap kanan Inggris, Nigel Farage. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 27 August 2025 14:24
London: Politikus sayap kanan Inggris, Nigel Farage, memaparkan rencananya pada Selasa kemarin untuk melakukan deportasi massal terhadap migran yang tiba dengan perahu kecil jika dirinya terpilih sebagai Perdana Menteri.
Pemimpin Partai Reform UK itu menyiapkan strategi lima tahun yang mencakup penarikan diri dari undang-undang hak asasi manusia, penahanan migran di pusat penampungan, serta pemulangan mereka ke negara asal.
Rencana ini juga berlaku bagi perempuan dan anak-anak, dengan target lima penerbangan deportasi setiap hari.
Farage menyebut krisis perahu kecil sebagai “invasi” dan memperkirakan hingga 600.000 orang dapat dipindahkan dari Inggris dalam lima tahun. “Kata apa lagi yang bisa menggambarkan apa yang telah terjadi? Ini invasi,” ujarnya di hadapan para pendukung, seperti dilansir dari Anadolu Agency, Rabu, 27 Agustus 2025.
Rencana yang dinamai Operation Restoring Justice itu juga melarang siapa pun yang datang dengan perahu kecil untuk mengajukan suaka. Jika diterapkan, jumlah deportasi akan meningkat drastis, jauh melebihi catatan Kementerian Dalam Negeri yang mencatat 10.652 pemulangan terkait suaka hingga Juni 2025.
Migran nantinya akan ditahan di bekas pangkalan Angkatan Udara Kerajaan dan dikirim kembali ke negara asal seperti Afghanistan dan Eritrea bila ada kesepakatan. Rwanda dan Albania turut dipertimbangkan sebagai lokasi penampungan tambahan, sementara Pulau Ascension disebut sebagai cadangan.
Reform UK menyatakan ingin membangun pusat pemindahan dengan kapasitas 24.000 orang dalam 18 bulan, serta menarik Inggris dari Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia dan menggantinya dengan aturan yang hanya berlaku bagi warga negara Inggris.
Namun, rencana ini menuai kritik. Partai Buruh menilai kebijakan tersebut tidak realistis, sementara Partai Konservatif menuduh Farage hanya mendaur ulang ide-ide lama mereka. (Kelvin Yurcel)
Baca juga: Politikus Kontroversial Inggris Nigel Farage Disiram Milkshake saat Kampanye