Trump Tunda Tarif Perdagangan 50% terhadap Uni Eropa hingga Juli

Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen bersama Donald Trump. Foto: euractiv.com

Trump Tunda Tarif Perdagangan 50% terhadap Uni Eropa hingga Juli

Husen Miftahudin • 26 May 2025 08:53

New York: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyetujui seruan dari Uni Eropa agar ia memperpanjang tarif 50 persen yang diusulkannya terhadap blok tersebut selama sebulan lagi hingga awal Juli.
 
"Saya menerima telepon hari ini dari Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa, yang meminta perpanjangan batas waktu 1 Juni untuk tarif 50 persen terkait perdagangan dan Uni Eropa," kata Trump dalam sebuah unggahan di media sosial miliknya, Truth Social, dikutip dari Investing.com, Senin, 26 Mei 2025.
 
"Saya setuju untuk memperpanjangnya, 9 Juli 2025. Merupakan kehormatan bagi saya untuk melakukannya," sambung Trump seraya menambahkan pembicaraan dengan UE akan segera dimulai.
 
Unggahan Trump muncul hanya beberapa jam setelah pemimpin Uni Eropa von der Leyen mengatakan dia telah melakukan percakapan yang baik dengan Trump, dan Eropa siap untuk memajukan pembicaraan dengan cepat dan tegas.
 
Trump pada minggu lalu mengancam akan meningkatkan perang dagangnya dengan mendorong tarif sebesar 50 persen untuk barang-barang Uni Eropa mulai 1 Juni.
 
Tidak jelas apakah tarif sebesar 50 persen tersebut merupakan tambahan dari tarif sebesar 20 persen yang diusulkan Trump untuk Uni Eropa, yang juga akan mulai berlaku pada awal Juli.
 

Baca juga: ASEAN Soroti Dampak Tarif Trump terhadap Stabilitas Kawasan


(Presiden AS Donald Trump. Foto: Xinhua/Yin Bogu)


Negosiasi berjalan lambat

 
Ancaman Trump terhadap Uni Eropa didorong oleh keyakinan Presiden dimana pembicaraan dengan Uni Eropa tidak berjalan cukup cepat.
 
Namun komentarnya itu merupakan contoh lain dari Presiden yang memperkenalkan dan kemudian dengan cepat menarik kembali rencana tarifnya.
 
Pada awal April, Trump telah menguraikan sejumlah tarif perdagangan resiprokal atau timbal balik terhadap mitra dagang utama, tetapi setelah itu menunda pengenaan tarif tersebut selama tiga bulan.
 
Ia telah memberlakukan tarif tinggi terhadap Tiongkok, terlibat dalam perang dagang sengit dengan Beijing. Namun, AS dan Tiongkok sepakat untuk melakukan deeskalasi pada awal Mei.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)