Putri Purnama Sari • 18 September 2025 18:03
Jakarta: Dunia arkeologi tengah diguncang kabar mengejutkan. Sebuah gelang emas berusia lebih dari 3.000 tahun yang diyakini milik Raja Psusennes I atau Firaun ketiga dari Dinasti ke-21 Mesir, dilaporkan hilang dari Museum Mesir yang berada di Alun-Alun Tahrir, Kairo.
Kasus ini terungkap ketika pihak museum melakukan pemeriksaan inventaris untuk menyiapkan koleksi yang akan dipamerkan dalam ajang internasional bertajuk “Harta Karun Firaun” di Roma, Italia.
Namun, saat pengecekan, gelang emas seberat 600 gram yang terbuat dari emas murni itu tidak lagi ditemukan di ruang penyimpanan Laboratorium Konservasi Museum Mesir.
Hilangnya artefak bernilai tinggi ini langsung memicu kehebohan, mengingat gelang tersebut merupakan peninggalan penting dari masa Mesir kuno.
Kementerian Pariwisata dan Barang Antik Mesir kemudian melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian dan jaksa. Pemerintah juga membentuk komite khusus untuk menelusuri keberadaan gelang sekaligus melakukan inventarisasi ulang terhadap semua artefak yang ada di laboratorium.
Selain itu, pihak kementerian meminta seluruh pejabat terkait mengambil langkah hukum dan memperketat pengawasan di lapangan. Gambar gelang emas tersebut bahkan telah disebarkan ke semua bandara, pelabuhan, serta pos perbatasan guna mencegah penyelundupan keluar negeri.
Pihak berwenang sempat menunda pengumuman kasus ini kepada publik agar proses penyelidikan bisa berjalan lancar tanpa gangguan.
Lebih dari sekadar perhiasan kuno, gelang emas ini merupakan warisan budaya yang sangat berharga. Artefak tersebut merepresentasikan kekayaan, seni, serta keterampilan tinggi dalam pembuatan perhiasan di era Mesir kuno.
Hilangnya gelang ini menjadi pukulan besar bagi dunia arkeologi sekaligus menimbulkan pertanyaan serius tentang sistem keamanan museum, terutama saat persiapan koleksi untuk dipamerkan di luar negeri.
Hingga kini, keberadaan gelang emas
Firaun masih menjadi misteri. Para penyelidik terus bekerja, termasuk memeriksa rekaman CCTV museum untuk melacak kemungkinan adanya kelalaian atau bahkan keterlibatan sindikat terorganisir.
Kementerian Pariwisata dan Barang Antik Mesir menegaskan bahwa kasus ini ditangani dengan serius karena menyangkut warisan nasional yang bernilai tak ternilai. Dunia kini menunggu apakah artefak bersejarah tersebut dapat ditemukan kembali dan dikembalikan ke tempat semestinya.