Zein Zahiratul Fauziyyah • 10 September 2025 15:56
Jakarta: Peradaban manusia selalu mengalami perubahan. Apa yang dahulu dipandang wajar, kini bisa dianggap tabu, aneh, bahkan tidak berperikemanusiaan. Pergeseran nilai ini membuktikan bahwa budaya manusia tidak statis, melainkan berkembang seiring perubahan zaman.
Sejumlah praktik kuno yang pernah diterima dalam masyarakat bahkan kini terdengar sulit dipercaya. Berikut lima di antaranya yang didokumentasikan dalam berbagai catatan sejarah dan sumber literatur:
1. Kebiri pada Kasim Kerajaan
Di Tiongkok Kuno, kasim istana memainkan peran politik yang sangat kuat. Namun, untuk bisa mengabdi di lingkungan
kerajaan, syarat utamanya adalah kebiri.
Sejarawan Melissa Dale dalam bukunya
Inside the World of the Eunuch menjelaskan bahwa praktik ini diyakini membuat kasim sepenuhnya loyal pada kaisar, sekaligus mencegah kemungkinan mereka menjalin hubungan dengan keluarga kerajaan. Mengutip
World History, banyak kasim awalnya adalah budak rumah tangga yang kemudian naik pangkat setelah menjalani proses kebiri.
2. Kanibalisme
Kanibalisme saat ini dipandang tabu dan merupakan tindakan
kriminal. Namun, mengutip
Smithsonian Magazine, praktik ini dahulu bukan hal asing di berbagai wilayah dunia, termasuk Eropa, Asia, dan Afrika.
Motifnya beragam, mulai dari ritual keagamaan,
tradisi budaya, hingga cara bertahan hidup di kondisi ekstrem. Meskipun begitu, di era modern kanibalisme telah ditolak secara luas karena melanggar prinsip kemanusiaan.
3. Seppuku
Dalam tradisi samurai Jepang, seppuku atau
bunuh diri dengan merobek perut dianggap sebagai bentuk penebusan diri dan kehormatan. Mengutip laman
History, praktik ini berkembang sejak abad ke-12 sebagai jalan bagi samurai yang gagal atau melakukan kesalahan untuk mati terhormat.
Kasus paling terkenal di era modern terjadi pada tahun 1970. Yukio Mishima, seorang novelis ternama Jepang, melakukan seppuku setelah
kudeta yang ia pimpin berakhir gagal. Tindakannya ini menjadi catatan kelam yang menegaskan bagaimana nilai “kehormatan” bisa mengalahkan naluri bertahan hidup.
4. Memumikan Diri Sendiri
Ritual memumikan diri sendiri atau sokushinbutsu pernah dipraktikkan oleh sejumlah petapa dari ajaran Shugendo di
Jepang. Salah satu tokoh yang dikenal melakukan praktik ini adalah Sunada Tetsu (1768–1829).
Mengutip
Ancient Origins, Sunada Tetsu menjalani diet ketat selama 3.000 hari dengan mengurangi asupan kalori dan mengonsumsi getah pinus. Setelah wafat, tubuhnya dikeringkan dengan dupa dan api lilin oleh murid-muridnya hingga menjadi mumi utuh. Praktik ini dipercaya sebagai bentuk pengabdian
spiritual, di mana tubuh yang diawetkan dianggap terus melindungi umat manusia.
5. Eksekusi Mati oleh Gajah
Metode
eksekusi mati dengan menggunakan gajah pernah lazim dilakukan di India dan Asia Tenggara, terutama pada abad pertengahan hingga abad ke-19.
Mengutip
All That’s Interesting, praktik ini dikenal sebagai Gunga Rao. Seekor gajah dilatih menjadi algojo untuk menginjak dan menghancurkan tubuh
terpidana secara perlahan. Hukuman ini dianggap efektif menimbulkan ketakutan, meskipun sangat brutal. Praktik tersebut baru dihapus setelah India dikuasai Inggris.
Sobat
MTVN Lens, praktik-praktik di atas menegaskan bahwa norma dan budaya manusia berubah mengikuti perkembangan zaman. Kini, dengan standar kemanusiaan modern, praktik tersebut dipandang sebagai hal yang mengerikan.
Kalau menurut Sobat
MTVN Lens, tradisi mana yang paling bikin ngeri?
Jangan lupa saksikan
MTVN Lens lainnya hanya di Metrotvnews.com.