Eko Nordiansyah • 18 September 2025 11:39
Jakarta: PT Hariff Dipa Persada (Hariff Defense) resmi memproduksi Sistem Penembakan Mortir berbasis Komputer (Sisbak Mortir) dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) mencapai 51,98 persen. Dengan sertifikasi TKDN melampaui ketentuan minimal, produk ini juga telah mengantongi hak merek dari Ditjen Kekayaan Intelektual Kemenkumham pada 2022.
Sisbak Mortir merupakan hasil riset dan pengembangan Hariff Defense bersama Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) TNI AD sejak 2015. Setelah melewati uji coba panjang dan sertifikasi, sistem ini kini telah diproduksi massal serta digunakan di satuan Infanteri TNI AD dan Marinir TNI AL.
“Sisbak Mortir adalah bukti komitmen kami menghadirkan solusi pertahanan unggul yang sepenuhnya dikembangkan SDM dan industri nasional,” kata Direktur Utama Hariff Defense Adi Nugroho dalam keterangan tertulis, Kamis, 18 September 2025.
Hariff Defense mendapat apresiasi dari Kementerian Perindustrian melalui Penghargaan Rintisan Teknologi Industri (Rintek) 2025, yang diserahkan langsung oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam ajang Indonesia 4.0 Conference & Expo 2025 .
“Penghargaan ini bentuk apresiasi pemerintah atas invensi teknologi yang dihasilkan perusahaan nasional. Harapannya inovasi seperti ini bisa memperkuat daya saing industri pertahanan lokal sekaligus mendukung visi Making Indonesia 4.0,” ujar Agus.
Baca juga:
Insentif Dicabut, Impor Mobil Listrik Bakal Kena Tarif Normal Mulai 2026 |
Keunggulan utama Sisbak Mortir terletak pada kemampuan mempercepat dan meningkatkan akurasi tembakan. Sistem ini terdiri atas tiga unit, yaitu Jaupan (Peninjau Depan), Pusturbak (Pusat Pengatur Tembakan), dan Pucuk (Firing Center).
Didukung perangkat Infantry Targeting Device (ITD) buatan Hariff Defense yang dilengkapi Laser Range Finder (LRF) hingga 3 km, sistem mampu mengunci target dengan presisi tinggi. Data jarak dan koordinat langsung diproses komputer, menghasilkan kalkulasi tembakan yang jauh lebih efisien dibanding metode konvensional plotting board dan Morcos.
Penganugerahan Rintek 2025 kepada Hariff Defense menjadi momentum penting bagi ekosistem industri pertahanan nasional. Selain meningkatkan kemandirian, inovasi ini diharapkan mendorong perusahaan-perusahaan pertahanan lain untuk mengembangkan teknologi serupa.
“Keberhasilan ini diharapkan dapat menginspirasi industri pertahanan nasional lainnya untuk senantiasa berinovasi dan memberi kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa,” ujar Adi.
Dengan Sisbak Mortir, Indonesia menunjukkan bahwa transformasi digital tidak hanya terjadi di sektor industri sipil, tetapi juga menyentuh ranah pertahanan. Ke depan, pencapaian ini diharapkan memperkuat kedaulatan teknologi pertahanan dalam negeri di tengah dinamika geopolitik kawasan.