Ilustrasi. Foto: dok Ajaib.
Husen Miftahudin • 1 November 2025 20:48
Jakarta: Saham dianggap sebagai salah satu instrumen investasi favorit untuk memperoleh keuntungan signifikan. Namun, investor dihadapkan pada risiko yang besar, terutama dalam bentuk saham gorengan yang pergerakannya penuh manipulasi.
Saham gorengan merupakan istilah untuk saham dengan fundamental perusahaan yang kurang baik, namun mengalami fluktuasi harga tidak rasional. Pergerakan liar ini terjadi karena adanya rekayasa pasar yang dilakukan oleh pihak tertentu, atau biasa disebut "bandar saham", untuk meraup keuntungan jangka pendek.
Definisi dan cara kerja saham gorengan
Saham gorengan adalah saham dengan pergerakan harga tidak wajar, yang bisa tiba-tiba mengalami Auto Reject Atas (ARA) atau Auto Reject Bawah (ARB) secara beruntun. Lonjakan atau penurunan harga ini terjadi tanpa didukung alasan fundamental yang kuat dari kinerja perusahaan.
Para bandar biasanya membeli saham spesifik dalam jumlah besar secara bertahap agar harganya naik dan menarik minat investor ritel. Setelah harga naik cukup tinggi, mereka akan menjual seluruh sahamnya untuk meraup keuntungan besar, yang menyebabkan harga saham anjlok drastis.
Lima ciri utama saham gorengan
Saham gorengan memiliki pergerakan harga yang tidak mencerminkan fundamental perusahaan. Investor dapat mengenali potensinya dengan memperhatikan beberapa ciri khas. Berikut adalah ciri-ciri saham gorengan yang patut diwaspadai:
- Kenaikan harga tidak wajar: Saham ini sering masuk dalam daftar Unusual Market Activity (UMA) dari Bursa Efek Indonesia (BEI) karena lonjakan harga ekstrem. Kenaikan ini seringkali menabrak batas atas harian (20-35 persen) berhari-hari tanpa ada aksi korporasi atau berita positif yang mendukung.
- Volume transaksi melonjak tajam: Saham ini biasanya berasal dari perusahaan kecil (kapitalisasi pasar rendah). Namun, volume transaksinya bisa tiba-tiba melonjak setara dengan saham blue chip, yang mengindikasikan adanya permainan harga.
- Bid dan offer tidak seimbang: Sering terlihat antrean permintaan (bid) dan penawaran (offer) yang tipis, bahkan hanya satu lot per fraksi harga. Kondisi ini memudahkan bandar untuk mengatur pergerakan harga dengan cepat.
- Volatilitas sangat tinggi: Harga saham bergerak liar, naik tajam secara tiba-tiba, lalu diikuti penurunan drastis dalam waktu singkat. Pergerakan ini lebih didominasi spekulasi pasar, bukan kinerja bisnis.
- Kinerja perusahaan tidak solid: Kenaikan harga saham tidak didukung oleh kinerja keuangan perusahaan. Seringkali, perusahaan tersebut justru stagnan atau bahkan mencatatkan kerugian besar.
(Ilustrasi pergerakan saham pada IHSG. Foto: Medcom.id)
Enam cara menghindari jebakan saham gorengan
Fenomena saham gorengan kerap menjebak investor, seperti yang menimpa konglomerat India Gautam Adani yang kehilangan kekayaan hingga Rp1.800 triliun akibat dugaan manipulasi saham.
SEVP Retail Markets & IT BNI Sekuritas, Teddy Wishadi, mengungkapkan bahwa saham gorengan seringkali menjebak investor pemula. Ia menekankan pentingnya riset, pemahaman risiko, dan tujuan investasi yang jelas. Berikut adalah enam
cara efektif untuk menghindari risiko saham gorengan:
- Lakukan riset fundamental mendalam: Tinjau kinerja keuangan, prospek bisnis, dan manajemen perusahaan. Manfaatkan data riset dari sekuritas tepercaya sebelum mengambil keputusan.
- Hindari volatilitas tidak masuk akal: Jika menemukan saham dengan pergerakan harga yang terlalu liar dan tidak wajar, investor harus lebih waspada dan melakukan analisis fundamental serta teknikal secara lengkap.
- Waspadai informasi tidak valid: Jangan mudah tergoda rekomendasi investasi dari sumber tidak jelas (pom-pom) atau rumor pasar. Selalu periksa kebenaran informasi melalui sumber terverifikasi.
- Diversifikasi portofolio investasi: Sebar aset investasi ke berbagai saham dari sektor industri yang berbeda. Diversifikasi adalah cara efektif mengurangi risiko jika satu saham tertentu anjlok.
- Gunakan aplikasi investasi tepercaya: Gunakan platform investasi yang diawasi OJK.
- Patuhi rencana investasi: Investor yang baik memiliki strategi dan disiplin untuk mematuhinya. Hindari mengambil keputusan investasi secara emosional atau impulsif saat melihat fluktuasi pasar.
Pada akhirnya, kunci utama dalam berinvestasi saham adalah kedisiplinan dan riset. Dengan memahami risiko dan fokus pada fundamental, investor dapat terhindar dari jebakan saham gorengan dan mencapai tujuan investasi jangka panjang. (Daffa Yazid Fadhlan)