Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 14 August 2025 09:37
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengancam Presiden Rusia, Vladimir Putin dengan konsekuensi yang berat, apabila tidak setuju mengakhiri perang di Ukraina hingga pertemuan mendatang di Alaska.
"Ya, mereka akan menghadapinya. Mereka akan menghadapi konsekuensi yang sangat serius," ujar Trump dalam pidatonya di Kennedy Center, Washington, seperti dikutip Anadolu, Kamis 14 Agustus 2025.
Ancaman itu muncul beberapa jam setelah Trump menghadiri pertemuan virtual dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dan para pemimpin negara Eropa lainnya.
Menurutnya, pertemuan tersebut dinilai bagus. ”Saya akan memberi nilai 10, anda tahu, sangat, sangat ramah, sangat bagus," kata Trump.
Pujian tersebut muncul ketika Trump ingin bertemu Putin untuk yang pertama kalinya dalam masa jabatan keduanya. Trump menyatakan, pertemuan tersebut dijadwalkan di kota padat, Anchorage, Alaska, yang akan menghasilkan pertemuan trilateral yang melibatkan Putin, Zelensky, dan Trump.
"Ada kemungkinan besar kita akan mengadakan pertemuan kedua yang akan lebih produktif dari pada yang pertama, karena yang pertama adalah, saya akan mencari tahu di mana kita berada dan apa yang sedang kita lakukan," ucap Trump.
"Jika yang pertama berjalan lancar, kita akan segera mengadakan pertemuan kedua. Saya ingin segera melakukannya, dan kita akan mengadakan pertemuan kedua yang cepat antara Presiden Putin, Presiden Zelenskyy, dan saya sendiri, jika mereka mengizinkannya," ujar Trump.
Trump menjelaskan, walaupun hal besar itu dapat dicapai dalam pertemuan puncak Jumat nanti, sebagian besar diarahkan untuk mempersiapkan agenda pertemuan trilateral lanjutan. Trump mengakui, bahwa agenda tersebut, kemungkinan tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
"Mungkin tidak akan ada pertemuan kedua, karena jika saya merasa tidak pantas untuk mengadakannya karena saya tidak mendapatkan jawaban yang kita butuhkan, maka kita tidak akan mengadakan pertemuan kedua," pungkas Trump.
(Kelvin Yurcel)