Pertemuan langsung Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden AS, Donald Trump. (Akun Truth Social Donald Trump)
Riza Aslam Khaeron • 16 August 2025 14:42
Washington DC: Pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang berlangsung di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson, Alaska, telah menarik perhatian dunia.
Digelar pada Jumat, 15 Agustus 2025, pertemuan ini menjadi momen yang sangat penting di tengah upaya diplomatik meredakan konflik berkepanjangan di Ukraina. Walau tidak menghasilkan kesepakatan gencatan senjata, pertemuan selama hampir tiga jam ini tetap melahirkan beberapa sorotan utama.
Melansir laporan Al-Jazeera, pertemuan yang awalnya dijadwalkan ditutup dengan konferensi pers tersebut justru hanya menghasilkan pernyataan bersama tanpa sesi tanya jawab.
Kendati demikian, berbagai gestur simbolik, pernyataan terbuka, dan momen tak terduga di sela-sela acara memberi gambaran arah baru hubungan kedua negara.
Berikut empat poin penting dari hasil pertemuan Trump-Putin di Alaska.
1. Sambutan Hangat ala Karpet Merah untuk Putin
Pertemuan yang digelar di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson di Anchorage, Alaska, dibuka dengan sambutan meriah kepada Presiden Rusia
Vladimir Putin. Saat mendarat, ia disambut Presiden
Donald Trump dengan jabat tangan panjang di atas karpet merah, diiringi flypast jet tempur Amerika dan tepuk tangan hangat.
Gestur tersebut menciptakan kesan kontras terhadap narasi isolasi yang selama ini melekat pada
Putin di mata negara-negara Barat sejak invasi ke Ukraina pada Februari 2022.
Putin tampak puas dengan sambutan tersebut. Ia tertangkap kamera tersenyum lebar dari balik jendela saat meninggalkan landasan dengan menumpangi limosin kepresidenan AS, “The Beast”, bersama
Trump. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, bahkan menyindir media Barat melalui Telegram.
“Selama tiga tahun mereka bicara soal isolasi Rusia, dan hari ini mereka melihat karpet merah menyambut Presiden Rusia di Amerika Serikat," ujar Zakharova.
2. Tidak Ada Kesepakatan Gencatan Senjata
Pertemuan yang dijadwalkan berlangsung hingga tujuh jam ternyata hanya memakan waktu kurang dari tiga jam. Baik
Trump maupun Putin menyampaikan pernyataan singkat yang telah disiapkan sebelumnya tanpa membuka sesi tanya jawab.
Dalam pernyataannya,
Putin menegaskan komitmen Rusia untuk mengakhiri perang, tetapi menekankan bahwa “penyebab utama” konflik harus diatasi agar kesepakatan bisa bertahan lama.
Sementara itu, Trump tampak lebih tenang dan berhati-hati. Ia menyebut pertemuan itu “sangat produktif” dan mengatakan “banyak poin telah disepakati”. Namun, ia juga mengakui masih ada sejumlah ganjalan, termasuk satu yang “signifikan”.
Trump menegaskan bahwa keputusan akhir ada pada Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
“Tak ada kesepakatan sampai benar-benar ada kesepakatan,” ujarnya. Hingga keduanya meninggalkan Alaska, kesepakatan gencatan senjata yang diharapkan belum tercapai.
3. Agenda Bisnis Masuk ke Meja Pembicaraan
Sebelum pertemuan digelar,
Trump secara tegas menyatakan bahwa tidak akan ada pembahasan soal kerja sama bisnis selama belum ada kemajuan signifikan menuju gencatan senjata di Ukraina. Namun kenyataannya, usai pertemuan, Putin menyatakan bahwa kedua pemimpin sempat membahas potensi kolaborasi di bidang teknologi, digital, dan eksplorasi luar angkasa.
“Jelas bahwa investasi dan kerja sama bisnis antara AS dan Rusia memiliki potensi yang sangat besar. Rusia dan AS dapat saling menawarkan banyak hal. Dalam bidang perdagangan, digital, teknologi tinggi, dan eksplorasi luar angkasa, [dan] kami melihat bahwa kerja sama di kawasan Arktik juga sangat memungkinkan,” ujarnya kepada wartawan.
Rusia juga kembali menawari cadangan mineral tanah jarang yang strategis untuk industri teknologi sebagai bagian dari potensi kerja sama.
4. Trump Dorong Pertemuan Lanjutan, Putin Ajak ke Moscow
Setelah mengakhiri sesi pertemuan,
Trump menyampaikan harapan agar pertemuan serupa dapat kembali digelar dalam waktu dekat. Menanggapi hal itu, Putin dengan santai dan dalam bahasa Inggris yang jarang ia gunakan. Putin mengatakan, "
Next time, in Moscow," sambil tertawa.
"Saya mungkin akan mendapat tekanan karenanya, tetapi saya bisa melihat itu mungkin terjadi," balas Trump, mengisyaratkan keterbukaan untuk menghadiri pertemuan lanjutan di Rusia.
Trump juga mengungkapkan rencana untuk menghubungi pejabat NATO serta Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy guna menyusun pertemuan trilateral sebagai langkah lanjutan.
Dalam wawancara bersama Sean Hannity dari Fox News, Trump menyebut pertemuan itu sebagai "10 dari 10" dan menegaskan bahwa hubungan dengan Putin berjalan baik.
Ia menekankan bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan Zelensky, sembari menyerukan: "Buatlah kesepakatan."