Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana. Foto: Metrotvnews.com/Kautsar Widya Prabowo.
M. Iqbal Al Machmudi • 2 October 2025 19:44
Jakarta: Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menanggapi kasus meninggalnya siswa SMK Negeri 1 Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat. Siswa itu disebut meninggal diduga setelah menyantap program makan bergizi gratis (MBG).
"Itu kan sudah dijelaskan dari sana bahwa itu tidak ada hubungan," kata Dadan di Jakarta, Kamis, 2 Oktober 2025.
Dadan mengatakan sudah menawarkan agar korban dilakukan autopsi. Namun, keluarga korban tidak berkenan.
"Kemarin sebenarnya kita bertanya, tapi orang tuanya tidak mengizinkan untuk autopsi. Jadi kita serahkan ke pemerintah setempat yang menyampaikan," ujar dia.
Senada, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan kasus meninggalnya siswa SMK Negeri 1 Cihampelas berselang tiga sampai empat hari setelah menyantap
MBG.
"Kematian di Cihampelas mungkin lebih tepat ditanyakan ke sana. Saya sudah menerima laporan dari Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas sana, bahwa kematiannya itu terjadi berapa hari mungkin 3-4 hari sesuai dengan persatuan makan," ungkap Budi.
"Tapi kalau untuk kematiannya karena apa, saya rasa lebih baik ditanyakan," tambah Budi Gunadi.
Ilustrasi. Metrotvnews.com
Sebelumnya, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mendesak Badan Gizi Nasional (BGN) menginvestigasi kematian siswi SMK Negeri 1 Cihampelas pada 30 September 2025. Kasus tersebut tidak boleh dianggap remeh, apalagi ditutup-tutupi.
"Kasus ini harus diinvestigasi secara transparan," kata Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji dikutip dari
Media Indonesia, Kamis, 2 Oktober 2025.
Ubaid mengatakan, ada tiga alasan mengapa kasus ini diduga terkait dengan
makan bergizi gratis (MBG). Pertama, korelasi waktu dengan kasus keracunan MBG.
Ubaid menjelaskan, siswi yang meninggal merupakan bagian dari sekolah yang sebelumnya juga mengalami kasus keracunan massal akibat MBG pada 24 September 2025. Meskipun, gejala yang dialami korban muncul setelah beberapa hari.
"Fakta ini menimbulkan dugaan kuat adanya kaitan, meskipun gejala muncul beberapa hari kemudian,” kata Ubaid.