Israel Lanjutkan Serangan di Gaza Meski Trump Desak Gencatan Senjata

Gaza terus dibombardir serangan udara Israel. Foto: Anadolu

Israel Lanjutkan Serangan di Gaza Meski Trump Desak Gencatan Senjata

Fajar Nugraha • 6 October 2025 05:24

Gaza: Tentara Israel menewaskan sedikitnya 60 warga Palestina, termasuk seorang gadis kecil, dan melukai lainnya dalam serangan yang terus berlanjut di Jalur Gaza pada Sabtu. Serangan itu mengabaikan seruan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk segera menghentikan pemboman, kata sumber dan petugas medis.

Trump pada Jumat mendesak Israel untuk "segera menghentikan pemboman di Gaza" setelah Hamas mengumumkan kesediaannya untuk membebaskan tawanan Israel sesuai dengan usulannya, dengan mengatakan ia yakin gerakan itu "siap untuk perdamaian abadi."


Gaza Utara

“Enam warga Palestina tewas dan lainnya terjebak di bawah reruntuhan ketika pesawat tempur Israel menyerang sebuah rumah keluarga di lingkungan al-Tuffah, Kota Gaza,” sumber medis mengatakan kepada Anadolu, seperti dikutip pada Senin 6 Oktober 2025.

Tentara Israel juga menewaskan 17 warga Palestina, termasuk tujuh anak-anak, dalam serangan di area permukiman di area yang sama.

Seorang warga Palestina tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah di Jalan al-Yarmouk, sementara seorang lainnya tewas dan beberapa lainnya luka-luka dalam serangan udara terhadap sebuah perkumpulan warga sipil di dekat Laboratorium al-Sharq di daerah al-Labbabidi.

Setidaknya 14 warga Palestina lainnya tewas akibat berbagai serangan Israel di seluruh kota.

Juga di Kota Gaza, tentara melakukan pembongkaran besar-besaran menggunakan robot yang dikendalikan dari jarak jauh dan dipasangi jebakan di lingkungan Sabra dan Tel al-Hawa di selatan, serta area Rimal, Nasr, dan Beach Camp di barat.

Para saksi mata mengatakan tank-tank Israel sedikit mundur dari Jalan al-Jalaa dan lingkungan Nasr, tetapi pasukan Israel tetap mengendalikan situasi dengan drone yang terbang rendah menembaki setiap gerakan.

Pemerintah Israel menyetujui sebuah rencana pada bulan Agustus, yang diusulkan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, untuk pendudukan kembali Gaza secara bertahap, dimulai dengan Kota Gaza. Tiga hari kemudian, tentara melancarkan serangan besar-besaran, menghancurkan rumah-rumah, menara, tenda-tenda pengungsi, dan rumah sakit.

Gaza Tengah

Di kamp pengungsi Nuseirat, seorang gadis muda tewas dan yang lainnya terluka dalam serangan di sebuah apartemen di Jalan al-Ishrin.

Kematian lain dilaporkan di tempat lain di wilayah tengah kegubernuran tersebut. Di Gaza selatan, delapan warga Palestina tewas dalam serangan udara dan penembakan artileri Israel.

Sumber medis di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis mengatakan 11 orang tewas lainnya dipindahkan ke fasilitas tersebut setelah serangan Israel di daerah tersebut.

Artileri Israel menembaki beberapa area di kota itu, sementara kendaraan lapis baja melepaskan tembakan tanpa pandang bulu ke arah bagian utara dan tengah kota. Khan Younis Utara juga kembali menjadi sasaran penembakan.

Radio militer Israel dan penyiar resmi KAN melaporkan arahan politik untuk "menghentikan operasi pendudukan Kota Gaza" dan "mengurangi aktivitas militer di jalur itu menjadi tindakan defensif semata."

Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel sedang bersiap, mengingat tanggapan Hamas, untuk menerapkan fase pertama dari rencana Trump untuk segera membebaskan semua tawanan.

Surat kabar Israel, Maariv, melaporkan bahwa Netanyahu melakukan penilaian mendadak semalam dengan sejumlah kecil menteri, pejabat militer senior, dan tim negosiasinya, kecuali Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, yang keduanya menentang penghentian perang.

Sementara itu, pasukan Israel terus mendesak penduduk Kota Gaza untuk mengungsi, bahkan setelah radio militer Israel mengumumkan penghentian operasi pendudukan di kota tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, militer menggambarkan wilayah utara Wadi Gaza sebagai "masih merupakan zona pertempuran berbahaya," memperingatkan bahwa tetap berada di sana menimbulkan "risiko serius."

Tentara menambahkan bahwa mereka terus mengepung Kota Gaza dan bahwa setiap upaya untuk kembali "menimbulkan bahaya ekstrem," memperingatkan warga Palestina agar tidak mendekati wilayah tempat pasukan Israel beroperasi di sepanjang jalur tersebut, termasuk di selatan.

Sejak Oktober 2023, pemboman Israel telah menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. PBB dan kelompok hak asasi manusia telah berulang kali memperingatkan bahwa daerah kantong itu tidak dapat dihuni lagi, dengan kelaparan dan penyakit menyebar dengan cepat.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)